English French German Spain Italian Dutch Russian Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

22/05/11

Interaksi Sosial dalam Dinamika Kehidupan Sosial

Manusia itu unik satu sama lain. Perilaku maupun tindakan masing-masing individu memiliki ciri tersendiri. Namun., Sebagai makhluk sosial, tindakan manusia seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya. Pada dasarnya tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat tipe tindakan berikut ini.

a) Tindakan Sosial Instrumental
Tindakan ini bersifat rasional dan dipertimbangkan dengan matang.
b) Tindakan Sosial Berorientasi Nilai
Orang melakukan tindakan sebab hal itu dinilai baik atau benar dan tidak terlalu diperhitungkan.
c) Tindakan Afektif
Tindakan afektif tergolong tindakan irasional sebab sebagian besar tindakan didorong oleh perasaan ataupun emosi tanpa diperhitungkan matang-matang.
d) Tindakan Sosial Tradisional
Tindakan sosial ihi dilakukan tanpa perhitungkan matang, melainkan lebih karena tang berlaku selama ini dalam masyarakat dan pada dasarnya mengulang dari yang sudah dilakukan sebelumnya.


A. INTERAKSI SOSIAL
Setiap orang bergauldengan orang lain hari demi hari. Kita berbicara dengan orang lain, bersalaman, atau bahkan bermusuhan. Semua tindakan itu berciri resiprokal (timbal balik). Tindakan seperti ini dinamakan interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan intisari kehidupan sosial. Selanjutnya interaksi sosial juga merupakan betuk pelaksanaan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial. Kita baru menyadari bahwa kita adalah makhluk sosial saat berdiskusi dengan teman, ditegur orang tua, dan bentuk interaksi sosial lainnya.

1. FAKTOR INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial, sebagai aksi dan reaksi yang timbal balik. Menurut Soerjono Soekanto, terdapat empat faktor yang menjadi dasar proses interaksi sosial.

a) Imitasi
Imitasi adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan.

b) Sugesti
Sugesti adalah pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pengaruh itu.

c) Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain.

d) Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk mengerti pihak lain.

2.SYARAT-SYARAT INTERAKSI SOSIAL
a) Kontak
Dalam sosiologi, kata kontak tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik atau berhadapan langsung. Kontak dapat terjadi lewat perantara juga.
Di lihat dari bentuknya, kontak sosial dibedakan menjadi berikut ini.
1) Kontak Antar individu
2) Kontak antar kelompok
3) Kontak antar individu dan suatu kelompok
b) Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya. Komunikasi dapat di lakukan dengan bahasa atau kata-kata yang dapat di mengertikedua pihak (komunikasi verbal).

B. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
1. Proses Asosiatif (Association Processes)
Interaksi sosial dengan proses asosiatif bersifat positif Dan mendukung seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

A. Kerja sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia berinteraksi dengan sesamanya.
Kerja sama juga akan bertambah erat apabila ada tindakan yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional telah tertanam.
Kerja sama dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut:
1) Kerja sama spontan
2) Kerja sama langsung
3) Kerja sama kontrak
4) Kerja sama tradisional
B. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses penyesuian diri individu atau kelompok manusia yang semula saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan.
Bentuk-bentuk akomodasi antara lain :
1) Koersi
Koersi adalah suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lebih lemah.
Contoh : sistem pemerintahan totalitarian.
2) Kompromi
Kompromi adalah suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian.
Contoh : Perjanjian gencatan senjata antara dua negara.
3) Arbitrasi
Arbitrasi terjadi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri.
Contoh : Penyelesaian pertentangan antara dewan karyawan dan pengusaha dengan serikat buruh, serta Departemen Tenaga Kerja sebagai pihak ketiga.
4) Mediasi
Hampir sama dengan arbitrasi, tapi pihak ketiga hanya menengah atau juru damai. Keputusan damai hanya tergantung pihak yang bertikai.
Contoh : Mediasi pemerintah RI untuk mendamaikan faksi-faksi yang berselisih di kamboja.
5) Konsiliasi
Upaya mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
Contoh: panitia tetap penyelesaian masalah ketenaga kerjaan mengundang perusahan dan wakil karyawan untuk menyelesaikan pemogokan.
6) Toleransi
Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi.
7) Stalemate
Stalemate terjadi ketika melompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang.
Contoh: persaingan blok barat dan blok timur Eropa berhenti dengan sendirinya tanpa ada pihak yang menang dan yang kalah.
8) Ajudikasi
Ajudikasi adalah penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau jalur hukum.
Contoh: persengketaan tanah waris keluarga yang di selesaikan di pengadilan.

C. Asimilasi
Asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi. Hasil dari proses asmilasi adalah semakin tipisnya batas perbedaan antara individu dalam suatu kelompok atau batas antara kelompok.
D. Akulturasi
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli dan akulturasi juga merupakan hasil perpaduan dua kebudayaan dalam waktu lama.
Contoh: kebudayaan hindu di Indonesia bertamu dengan kebudayaan Islam menhaslkan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu.
2. Proses Disosiatif (opposition processes)
Pengertian proses disosiatif di sebut pula proses oposisi. Oposisis di artikan cara yang bertentangan dengan seseorang atau pun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Proses Disosiatif dapat dibedakan menjadi 3 bentuk,antara lain:
A. Persaingan (competition)
Persaingan merupakan suatu proses sosial ketika ada 2 pihak atau lebih saling berlomba dan berebut sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.
Contoh: persaingan antara produsen barang sejenis dalam merebut pasar yang terbatas.
B. Kontravensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai oleh adanya ketidak pastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang di ungkapkan secara terbuka. Kontravensi adalah sikap menentang secara tersembunyi, agar tidak terjadi konflik secara terbuka.
C. Pertikaian
Pertikaian merupakan proses sosial bentuk lanjut dari kontravensi. Dalam pertikaian, perselisihan sudah bersifat terbuka. Jadi pertikaian muncul apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain lewat ancaman atau kekerasan.


D. Konflik
Pengertian konflik yang paling sederhana adalah saling memukul (configere). Koflik dilatar belakangi oleh perbedaan yang agak sulit di damaikan atau di temukan kesamaannya. Konflik juga merupakan kondisi wajar dalam setiap masyarakat.

C.STATUS, PERAN, DAN KELAS SOSIAL
1. Kedudukan Sosial (Status Sosial)
Kedudukan sosial adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial atau masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. Kedudukan sosial meliputi lingkungan pergaulan, prestasi, hak dan kewajiban.
Dilihat dari proses terjadinya, kedudukan sosial seseorang dibagi menjadi tiga :
1. Ascribed status
Adalah kedudukan sosial yang diperoleh secara otomatis melalui keturunan.

2. Achieved status
Adalah suatu kedudukan yang dicapai seseorang melalui usaha – usaha yang disengaja.

3. Assigned status
Adalah status sosial yang diberikan kepada seseorang yang berjasa telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
2. Peran Sosial
Adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Peran berasal dari pola pergaulan hidup. Peran menentukan apa yang akan diperbuat dan kesempatan apa yang diberikan masyarakat di sekitarnya. Dalam masyarakat, ada banyak individu dengan peran yang beragam. Beragamnya peran sosial tersebut membawa akibat dinamis, seperti konflik, ketegangan, kegagalan, dan kesenjangan.


A. Konflik peran
Konflik peran terjadi bila seseorang dengan kedudukan tertentu harus melaksanakan peran yang sesungguhnya tidak dia harapkan. Terjadi karena seseorang mempunyai banyak status sosial.

B. Ketegangan
Ketegangan terjadi bila seseorang mengalami kesulitan untuk melakukan peran sosial yang dimilikinya karena ketidaksesuaian antara kewajiban – kewajiban yang harus dia jalankan dengan tujuan peran sosial itu sendiri.

C. Kegagalan peran
Terjadi jika seseorang tidak sanggup menjalankan beberapa peran sekaligus karena terdapat tuntutan – tuntutan yang saling bertentangan.
D. Kesenjangan peran
Terjadi jika seseorang harus menjalankan peran yang tidak menjadi prioritas hidupnya sehingga meras tertekan / tidak cocok menjalankan peran tersebut.

3. Kelas Sosial
Kelas sosial merujuk kepada pembedaan hierarki / tingkatan antara individu – individu dalam sebuah masyarakat. Pengertian kelas sosial bisa berbeda – beda dalam tiap jaman dan masyarakat. Namun, kelas sosial secara umum sering ditentukan oleh tingkat pendapatan, pendidikan, dan kesejahteraan. Berikut pendapat para sosiolog mengenai kelas sosial.
a. Soerjono Soekanto
Hampir sama dengan lapisan sosial tanpa membedakan apakah berdasarkan faktor uang, tanah, atau kekuasaan.
b. Kornblum
Hampir sama dengan kasta, hanya saja penentuannya berdasarkan kriteria ekonmi seperti pekerjaan, penghasilan, dan kemakmuran.

D. PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK, LEMBAGA DAN ORGANISASI SOSIAL

1. Kelompok dan Asosiasi
Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Menurut Robert Bierstedt, kelompok dibedakan menjadi :
a. Kelompok statis, kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis diantaranya.
b. Kelompok kemasyarakatan,kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial diantara anggotanya.
c. Kelompok sosial,kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu sama lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
d. Kelompok asosiasi,kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama.
Selain itu, menurut Robert bierstedt, berdasarkan keteraturannya terdapat bermacam – macam kelompok.
a. Kelompok sosial yang teratur
1. In-group dan out-group
Adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut.
2. Primer dan sekunder
Kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki hubungan dekat, personal, dan langgeng. Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, dan hubungan antara anggotanya bersifat impersonal sehingga biasanya tidak langgeng.
3. Paguyuban dan Patembayan
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggotanya terikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta kekal. Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek.
4. Formal group dan informal group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya. Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti, terbentuk karena pertemuan yang berulang- ulang sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan pengalaman.
5. Membership group dan Reference group
Membership group adalah suatu kelompok yang di dalamnya setiap orang secara fisik menjadi anggotanya. Refernce group adalah kelompok – kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya.
b. Kelompok sosial yang tidak teratur
1. Kerumunan adalah individu – individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan pada waktu yang bersamaan.
2. Publik adalah orang – orang yang berkumpul yang mempunyai kepentingan yang sama.



2. Lembaga
Dalam sosiologi, lembaga berarti sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang dianggap penting masyarakat. Sistem norma mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi. Lembaga sosial mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan – kebutuhan pokok manusia. Lembaga sosial mempunyai fungsi sebagai berikut.
a. Pedoman anggota masyarakat untuk bersikap dalam menghadapi masalah masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan masyarakat.
b. Menjaga keutuhan masyarakat.
c. Pegangan untuk mengadakan sistem pengendalian sosial terhadap tingkah laku anggota masyarakat.
Menurut Gillin & Gillin, ciri – ciri umum lembaga sosial antara lain :
a. Pola pemikiran dan perilaku yang terwujud dalam aktifitas – aktifitas masyarakat beserta hasil – hasilnya.
b. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu.
c. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
d. Mempunyai alat – alat kelengkapan tertentu yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga tersebut.
e. Memiliki lambang – lambang yang merupakan simbol untuk menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga tersebut.
f. Dalam merumuskan tujuan dan tata tertibnya, lembaga memiliki tradisi yang tertulis dan tidak tertulis.

3. Organisasi Sosial
Berdasarkan sifat resmi tidaknya, dikenal 2 jenis organisasi berikut.
a. Organisasi formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai struktur organisasi yang resmi, serta terdapat perencanaan dan program yang dilaksanakan secara jelas. Organisasi ini terbentuk secara resmi melalui prosedur dan tahap yang jelas.
b. Organisasi infiormal
Karena sifatnya tidak rresmim, struktur organisasi ini tidak begitu jelas atau bahkan tidak ada. Begitu pula dengan perencanaan dan program yang akan dilaksanakan tidak dirumuskan secara jelas dan tegas, kadang – kadang terjadi begitu saja secara spontan. Pembentukan organisasi ini tidak perlu melalui proses panjang bahkan bisa terjadi secara spontan.

E. PERUBAHAN DAN DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL
1. Pengertian
Setiap masyarakat di mana pun pasti akan mengalami perubahan dan diinamika. Perubahan yang terjadi bisa berupa perubahan nilai, norma, pola perilaku, lembaga, stuktur sosial, dan lainnya.
Perubahan dinamika sosial tidak berarti kemajuan tetapi dapat pula berarti kemunduran dalam bidang kehidupan tertentu.







Interaksi sosial
dalam Dinamika kehidupan sosial

Manusia itu unik satu sama lain. Perilaku maupun tindakan masing-masing individu memiliki ciri tersendiri. Namun., Sebagai makhluk sosial, tindakan manusia seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya. Pada dasarnya tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat tipe tindakan berikut ini.
a) Tindakan Sosial Instrumental
Tindakan ini bersifat rasional dan dipertimbangkan dengan matang.
b) Tindakan Sosial Berorientasi Nilai
Orang melakukan tindakan sebab hal itu dinilai baik atau benar dan tidak terlalu diperhitungkan.
c) Tindakan Afektif
Tindakan afektif tergolong tindakan irasional sebab sebagian besar tindakan didorong oleh perasaan ataupun emosi tanpa diperhitungkan matang-matang.
d) Tindakan Sosial Tradisional
Tindakan sosial ihi dilakukan tanpa perhitungkan matang, melainkan lebih karena tang berlaku selama ini dalam masyarakat dan pada dasarnya mengulang dari yang sudah dilakukan sebelumnya.


A. INTERAKSI SOSIAL
Setiap orang bergauldengan orang lain hari demi hari. Kita berbicara dengan orang lain, bersalaman, atau bahkan bermusuhan. Semua tindakan itu berciri resiprokal (timbal balik). Tindakan seperti ini dinamakan interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan intisari kehidupan sosial. Selanjutnya interaksi sosial juga merupakan betuk pelaksanaan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial. Kita baru menyadari bahwa kita adalah makhluk sosial saat berdiskusi dengan teman, ditegur orang tua, dan bentuk interaksi sosial lainnya.

1. FAKTOR INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial, sebagai aksi dan reaksi yang timbal balik. Menurut Soerjono Soekanto, terdapat empat faktor yang menjadi dasar proses interaksi sosial.

a) Imitasi
Imitasi adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan.

b) Sugesti
Sugesti adalah pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pengaruh itu.

c) Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain.

d) Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk mengerti pihak lain.

2.SYARAT-SYARAT INTERAKSI SOSIAL
a) Kontak
Dalam sosiologi, kata kontak tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik atau berhadapan langsung. Kontak dapat terjadi lewat perantara juga.
Di lihat dari bentuknya, kontak sosial dibedakan menjadi berikut ini.
1) Kontak Antar individu
2) Kontak antar kelompok
3) Kontak antar individu dan suatu kelompok
b) Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya. Komunikasi dapat di lakukan dengan bahasa atau kata-kata yang dapat di mengertikedua pihak (komunikasi verbal).

B. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
1. Proses Asosiatif (Association Processes)
Interaksi sosial dengan proses asosiatif bersifat positif Dan mendukung seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

A. Kerja sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia berinteraksi dengan sesamanya.
Kerja sama juga akan bertambah erat apabila ada tindakan yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional telah tertanam.
Kerja sama dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut:
1) Kerja sama spontan
2) Kerja sama langsung
3) Kerja sama kontrak
4) Kerja sama tradisional
B. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses penyesuian diri individu atau kelompok manusia yang semula saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan.
Bentuk-bentuk akomodasi antara lain :
1) Koersi
Koersi adalah suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lebih lemah.
Contoh : sistem pemerintahan totalitarian.
2) Kompromi
Kompromi adalah suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian.
Contoh : Perjanjian gencatan senjata antara dua negara.
3) Arbitrasi
Arbitrasi terjadi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri.
Contoh : Penyelesaian pertentangan antara dewan karyawan dan pengusaha dengan serikat buruh, serta Departemen Tenaga Kerja sebagai pihak ketiga.
4) Mediasi
Hampir sama dengan arbitrasi, tapi pihak ketiga hanya menengah atau juru damai. Keputusan damai hanya tergantung pihak yang bertikai.
Contoh : Mediasi pemerintah RI untuk mendamaikan faksi-faksi yang berselisih di kamboja.
5) Konsiliasi
Upaya mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
Contoh: panitia tetap penyelesaian masalah ketenaga kerjaan mengundang perusahan dan wakil karyawan untuk menyelesaikan pemogokan.
6) Toleransi
Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi.
7) Stalemate
Stalemate terjadi ketika melompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang.
Contoh: persaingan blok barat dan blok timur Eropa berhenti dengan sendirinya tanpa ada pihak yang menang dan yang kalah.
8) Ajudikasi
Ajudikasi adalah penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau jalur hukum.
Contoh: persengketaan tanah waris keluarga yang di selesaikan di pengadilan.

C. Asimilasi
Asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi. Hasil dari proses asmilasi adalah semakin tipisnya batas perbedaan antara individu dalam suatu kelompok atau batas antara kelompok.
D. Akulturasi
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli dan akulturasi juga merupakan hasil perpaduan dua kebudayaan dalam waktu lama.
Contoh: kebudayaan hindu di Indonesia bertamu dengan kebudayaan Islam menhaslkan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu.
2. Proses Disosiatif (opposition processes)
Pengertian proses disosiatif di sebut pula proses oposisi. Oposisis di artikan cara yang bertentangan dengan seseorang atau pun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Proses Disosiatif dapat dibedakan menjadi 3 bentuk,antara lain:
A. Persaingan (competition)
Persaingan merupakan suatu proses sosial ketika ada 2 pihak atau lebih saling berlomba dan berebut sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.
Contoh: persaingan antara produsen barang sejenis dalam merebut pasar yang terbatas.
B. Kontravensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai oleh adanya ketidak pastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang di ungkapkan secara terbuka. Kontravensi adalah sikap menentang secara tersembunyi, agar tidak terjadi konflik secara terbuka.
C. Pertikaian
Pertikaian merupakan proses sosial bentuk lanjut dari kontravensi. Dalam pertikaian, perselisihan sudah bersifat terbuka. Jadi pertikaian muncul apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain lewat ancaman atau kekerasan.


D. Konflik
Pengertian konflik yang paling sederhana adalah saling memukul (configere). Koflik dilatar belakangi oleh perbedaan yang agak sulit di damaikan atau di temukan kesamaannya. Konflik juga merupakan kondisi wajar dalam setiap masyarakat.

C.STATUS, PERAN, DAN KELAS SOSIAL
1. Kedudukan Sosial (Status Sosial)
Kedudukan sosial adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial atau masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. Kedudukan sosial meliputi lingkungan pergaulan, prestasi, hak dan kewajiban.
Dilihat dari proses terjadinya, kedudukan sosial seseorang dibagi menjadi tiga :
1. Ascribed status
Adalah kedudukan sosial yang diperoleh secara otomatis melalui keturunan.

2. Achieved status
Adalah suatu kedudukan yang dicapai seseorang melalui usaha – usaha yang disengaja.

3. Assigned status
Adalah status sosial yang diberikan kepada seseorang yang berjasa telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
2. Peran Sosial
Adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Peran berasal dari pola pergaulan hidup. Peran menentukan apa yang akan diperbuat dan kesempatan apa yang diberikan masyarakat di sekitarnya. Dalam masyarakat, ada banyak individu dengan peran yang beragam. Beragamnya peran sosial tersebut membawa akibat dinamis, seperti konflik, ketegangan, kegagalan, dan kesenjangan.


A. Konflik peran
Konflik peran terjadi bila seseorang dengan kedudukan tertentu harus melaksanakan peran yang sesungguhnya tidak dia harapkan. Terjadi karena seseorang mempunyai banyak status sosial.

B. Ketegangan
Ketegangan terjadi bila seseorang mengalami kesulitan untuk melakukan peran sosial yang dimilikinya karena ketidaksesuaian antara kewajiban – kewajiban yang harus dia jalankan dengan tujuan peran sosial itu sendiri.

C. Kegagalan peran
Terjadi jika seseorang tidak sanggup menjalankan beberapa peran sekaligus karena terdapat tuntutan – tuntutan yang saling bertentangan.
D. Kesenjangan peran
Terjadi jika seseorang harus menjalankan peran yang tidak menjadi prioritas hidupnya sehingga meras tertekan / tidak cocok menjalankan peran tersebut.

3. Kelas Sosial
Kelas sosial merujuk kepada pembedaan hierarki / tingkatan antara individu – individu dalam sebuah masyarakat. Pengertian kelas sosial bisa berbeda – beda dalam tiap jaman dan masyarakat. Namun, kelas sosial secara umum sering ditentukan oleh tingkat pendapatan, pendidikan, dan kesejahteraan. Berikut pendapat para sosiolog mengenai kelas sosial.
a. Soerjono Soekanto
Hampir sama dengan lapisan sosial tanpa membedakan apakah berdasarkan faktor uang, tanah, atau kekuasaan.
b. Kornblum
Hampir sama dengan kasta, hanya saja penentuannya berdasarkan kriteria ekonmi seperti pekerjaan, penghasilan, dan kemakmuran.

D. PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK, LEMBAGA DAN ORGANISASI SOSIAL

1. Kelompok dan Asosiasi
Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Menurut Robert Bierstedt, kelompok dibedakan menjadi :
a. Kelompok statis, kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis diantaranya.
b. Kelompok kemasyarakatan,kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial diantara anggotanya.
c. Kelompok sosial,kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu sama lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
d. Kelompok asosiasi,kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama.
Selain itu, menurut Robert bierstedt, berdasarkan keteraturannya terdapat bermacam – macam kelompok.
a. Kelompok sosial yang teratur
1. In-group dan out-group
Adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut.
2. Primer dan sekunder
Kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki hubungan dekat, personal, dan langgeng. Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, dan hubungan antara anggotanya bersifat impersonal sehingga biasanya tidak langgeng.
3. Paguyuban dan Patembayan
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggotanya terikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta kekal. Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek.
4. Formal group dan informal group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya. Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti, terbentuk karena pertemuan yang berulang- ulang sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan pengalaman.
5. Membership group dan Reference group
Membership group adalah suatu kelompok yang di dalamnya setiap orang secara fisik menjadi anggotanya. Refernce group adalah kelompok – kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya.
b. Kelompok sosial yang tidak teratur
1. Kerumunan adalah individu – individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan pada waktu yang bersamaan.
2. Publik adalah orang – orang yang berkumpul yang mempunyai kepentingan yang sama.



2. Lembaga
Dalam sosiologi, lembaga berarti sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang dianggap penting masyarakat. Sistem norma mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi. Lembaga sosial mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan – kebutuhan pokok manusia. Lembaga sosial mempunyai fungsi sebagai berikut.
a. Pedoman anggota masyarakat untuk bersikap dalam menghadapi masalah masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan masyarakat.
b. Menjaga keutuhan masyarakat.
c. Pegangan untuk mengadakan sistem pengendalian sosial terhadap tingkah laku anggota masyarakat.
Menurut Gillin & Gillin, ciri – ciri umum lembaga sosial antara lain :
a. Pola pemikiran dan perilaku yang terwujud dalam aktifitas – aktifitas masyarakat beserta hasil – hasilnya.
b. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu.
c. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
d. Mempunyai alat – alat kelengkapan tertentu yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga tersebut.
e. Memiliki lambang – lambang yang merupakan simbol untuk menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga tersebut.
f. Dalam merumuskan tujuan dan tata tertibnya, lembaga memiliki tradisi yang tertulis dan tidak tertulis.

3. Organisasi Sosial
Berdasarkan sifat resmi tidaknya, dikenal 2 jenis organisasi berikut.
a. Organisasi formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai struktur organisasi yang resmi, serta terdapat perencanaan dan program yang dilaksanakan secara jelas. Organisasi ini terbentuk secara resmi melalui prosedur dan tahap yang jelas.
b. Organisasi infiormal
Karena sifatnya tidak rresmim, struktur organisasi ini tidak begitu jelas atau bahkan tidak ada. Begitu pula dengan perencanaan dan program yang akan dilaksanakan tidak dirumuskan secara jelas dan tegas, kadang – kadang terjadi begitu saja secara spontan. Pembentukan organisasi ini tidak perlu melalui proses panjang bahkan bisa terjadi secara spontan.

E. PERUBAHAN DAN DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL
1. Pengertian
Setiap masyarakat di mana pun pasti akan mengalami perubahan dan diinamika. Perubahan yang terjadi bisa berupa perubahan nilai, norma, pola perilaku, lembaga, stuktur sosial, dan lainnya.
Perubahan dinamika sosial tidak berarti kemajuan tetapi dapat pula berarti kemunduran dalam bidang kehidupan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome