English French German Spain Italian Dutch Russian Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

28/04/11

IDE KESETARAAN GENDER, BERTENTANGAN DENGAN KODRAT KAUM WANITA

Ide kesetaraan gender dapat diartikan sebagai sebuah ide yang mengusahakan penyamaan kedudukan, hak-hak serta kebebasan kaum perempuan dengan laki-laki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Seperti, dibolehkannya wanita menduduki kursi legislatif dan sebagainya. Karena adanya persamaan kedudukan, hak-hak serta kebebasan kaum perempuan dengan laki-laki ini, sehingga muncul anggapan bahwa kaum perempuan bebas dalam beraktifitas dan berkarir.

Ide-ide ini tentunya ditanamkan oleh Negara-negara kapitalis yang tujuannya untuk menghancurkan keluarga kaum muslimin dengan meminimalisir peran kaum wanita sebagai seorang ibu rumah tangga (IRT).

Hendaklah kita renungkan firman Allah SWT. berikut ini : Katakanlah, “hai kaum Ku, berbuatlah sepenuh kemampuan mu, sesungguhnya Aku pun berbuat. Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (diantara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan” (QS. Al-An’am [6]:135).

Akibat dari ide-ide yang merusak ini tentang adanya persamaan kedudukan, hak-hak serta kebebasan kaum perempuan dengan laki-laki di masyarakat yang ditanamkan oleh Negara-negara kapitalis, para kaum wanita lebih tertarik untuk beraktifitas di luar rumah. Seperti, bekerja di kantor pemerintahan ataupun di kantor swasta, menjadi sekretaris, penerima tamu, dan lain sebaginya. Bahkan kaum wanita merasa rendah diri jika sekedar berperan sebagai ibu rumah tangga (IRT). Sehingga lahirlah generasi tanpa bimbingan dan pengasuhan optimal seorang ibu (Al Islam Edisi 502/tahun XI).


Sudut Pandang Islam Tentang Ide Penyetaraan Gender


Dilihat dari kacamata Islam, ide penyetaraan gender ini tentunya sangat bertentangan dengan kodrat kaum wanita. Tidak adanya kewajiban bekerja (beraktifitas) di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan bagi kaum wanita atau merawat dirinya adalah semata-mata untuk menjaganya agar kaum wanita tidak masuk ke jurang kenistaan serta kehinaan. Ini mengingat, betapa banyaknya pekerjaan yang dilakukan wanita demi meningkatkan taraf kehidupan, namun ternyata meniscayakan penghinaan, pelecehan, dan penderitaan.

Seandainya kaum wanita dituntut bekerja (beraktifitas) di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ditambah lagi dia pun mesti menunaikan tugas-tugas alamiahnya. Seperti mengandung, melahirkan, menyusui, maka hal itu menjadi kewajiban yang di luar kemampuannya, serta merupakan ketidakadilan baginya. Tentunya aktivitasnya akan menyita waktunya dalam menjalankan tugas-tugas alamiah tersebut.

Sedihnya lagi, banyak kaum wanita justru senang dengan keadaan mereka yang harus mengombinasikan pekerjaan di luar rumah dengan tugas-tugas alamiah mereka. Bahkan wereka lupa akan peran mereka dalam kehidupan ini, yang memang sudah menjadi kodrat mereka sebagai seorang wanita sekaligus sebagai seorang ibu.

Selain itu, terangkatnya tanggung jawab bekerja di luar rumah dari wanita adalah untuk menjaganya dari godaan dan percampuran dengan laki-laki (ikhtilath). Segenap hikmah dari aturan-aturan Islam tersebut merupakan bagian dari keistimewaan yang Allah ciptakan untuk ciptaan-Nya.

Dari studi terhadap 2000 lembaga dan industri tampak jelas, bahwa daya tarik seksual (sex appeal) menjadi salah satu persyaratan mutlak yang terselubung untuk mendapatkan pekerjaan khususnya karyawati operator telepon, penerima tamu, sekretaris, dan tukang ketik. Sampai pada penerimaan pegawai Pemerintah Federal pun sudah menjadi ketetapan baku yang tidak diumumkan (dakwahkampus.com).

Lebih jauh lagi, setiap wanita yang bekerja di luar rumah, dalam banyak kesempatan menjadi penyebab terbatasnya kesempatan bekerja bagi kaum laki-laki yang bisa bekerja di posisi perempuan. Sementara laki-laki yang mengambil posisi seorang wanita di dalam rumah tangga tidak akan bisa menggantikannya dalam melakukan berbagai tugas domestik.

Sehingga munculah pertanyaan bagi kita dari penjelasan-penjelasan di atas, ”Kenapa semua itu bisa terjadi?” Semua itu terjadi dikarenakan manusia jauh dari Allah sehingga menjalani kehidupan yang nestapa. Allah telah memeringatkan siapa saja yang menjauhkan diri dari-Nya. Dia berfirman, “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah dia, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat? Allah berfirman, “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan” (QS. Thaha 124-126).

Tentunya kita sudah mengetahui bahwa, fungsi atau peran utama kaum wanita adalah sebagai seorang ibu dan manajer dalam rumah tangga. Bukan hanya itu saja, seorang perempuan (ibu) adalah benteng dari suami dan anak-anaknya. Peran ibu sangatlah besar dalam keluarga, seperti menjaga serta mendidik anak-anaknya, tentunya dengan pendidikan yang islami. Sehingga dapat melahirkan generasi muda yang akan mengguncangkan sekaligus meruntuhkan dominasi kafir barat dengan peradaban sampahnya.

Tentu betapa nikmatnya menjadi seorang muslimah, tidak perlu bekerja, namun tetap diberi hak kepemilikan harta. Ya, Allah mengangkat dari wanita kewajiban bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya atau untuk mendukung kemampuan finansial diri dan keluarganya. Allah menetapkan bahwa kewajiban tersebut adalah mutlak milik kaum laki-laki. Dia menginstruksikan laki-laki agar bertanggungjawab memelihara dan mengasuh perempuan di setiap fase kehidupan mereka.
Baca Selengkapnya - IDE KESETARAAN GENDER, BERTENTANGAN DENGAN KODRAT KAUM WANITA

Menulis itu Baik bagi Wanita (Perempuan)

Perempuan, Menulislah! Demi keadilan, kesetaraan, kemanusiaan dan kecantikan

Saya pikir, kita patut gembira menyambut maraknya kehadiran perempuan penulis di jagat perbukuan Indonesia. Semakin banyak perempuan yang bisa mengekspresikan dan menyebarkan luaskan gagasannya lewat tulisan adalah sinyal positif semakin dekatnya kita pada masyarakat yang berkeadilan.

Disadari atau tidak, struktur masyarakat yang tidak adil antara perempuan dan laki-laki masih terjadi pada masyarakat kita. Masalah ketidakadilan gender bukan semata masalah individu.Ada seperangkat paradigma yang sudah tertanam di kepala laki-laki yang berlaku tidak adil terhadap perempuan. Ini adalah persoalan masyarakat, budaya dan negara secara keseluruhan sebagai sebuah sistem sosial.

Bahasa mencerminkan masyarakat yang menggunakannya. Maka pada tataran masyarakat di mana terdapat struktur yang bias gender dan cenderung tidak adil terhadap perempuan, hal itu pulalah yang akan tercermin dalam bahasanya. Sebagai contoh, kita masih saja menggunakan istilah Wanita Tuna Susila(WTS) yang ditujukan pada perempuan pekerja seks. Namun istilah Laki-Laki Tuna Susila sebagai ‘pembeli’ jasa para perempuan pekerja seks atau laki-laki mucikari kerap tidak digunakan. Padahal kegiatan prostitusi hanya akan berlangsung sesuai hukum permintaan dan penawaran, yang melibatkan perempuan dan laki-laki. Lantas mengapa perempuan yang digelari ‘tuna susila’?

Menurut Michel Foucalt seorang filsuf mahzab Post-strukturalis, bahasa merangkum pengetahuan tentang dunia. Bila hendak dikritisi, bahasa yang kita gunakan bukanlah media yang netral melainkan representasi yang berperan dalam reproduksi makna. Maka bicara bahasa tidak dapat dilepaskan dari hubungan kekuasaan terutama dalam pembentukan subjek dan berbagai tindakan representasi dalam masyarakat.

Dalam masyarakat yang patriarki, pihak perempuanlah yang mengalami lack of power atau kelangkaan kekuasaan. Maka untuk memperbaiki struktur masyarakat yang lebih adil, strategi yang harus ditempuh perempuan adalah bicara! Menurut Foucalt untuk melawan, perempuan harus menjadi ‘subjek yang berbicara’ yang juga berarti "subjek dari pernyataan".

Diam dan bungkam akan menjadi tempat berteduh bagi kekuasaan, maka perempuan harus tampil, bicara dan menolak dijadikan objek. Seperti yang dikatakan Helen Cixous-feminis Prancis, sangat penting bagi perempuan untuk memecah kebisuan teks dengan melancarkan strategi yaitu bicara dan menulis.

Maka itu penting seorang perempuan untuk tampil sebagai subjek, dalam hal ini sebagai penulis. Kita sebagai perempuan memiliki kewajiban moril untuk menyuarakan suara-suara perempuan yang selama ini terbisukan demi dunia yang lebih adil, lebih setara, dan lebih manusiawi (bagi perempuan) seperti yang kita impi-impikan.

Kemudian, menulislah demi kecantikan kita. Fatimah Mernissi seorang feminis Marokko menulis dalam bukunya Women's Rebellion and Islamic Memory bahwa menulis lebih baik ketimbang operasi pengencangan kulit wajah atau krim pelembab.




Usahakan menulis setiap hari. Niscaya kulit Anda akan menjadi segar
kembali akibat kandungan manfatnya yang luar biasa! Dari saat Anda
bangun, Menulis meningkatkan aktivitas sel. Dengan coretan pertama
di atas kertas kosong, kantung di bawah mata Anda akan segera
lenyap dan kulit Anda akan terasa segar lagi. Menjelang tengah hari,
ia berada pada kondisi prima. Dengan kandungan aktifnya,
menulis menguatkan struktur kulit ari Anda. Pada akhir hari, kerut-
kerut Anda sudah memudar dan wajah Anda menjadi lembut kembali.



Rahasia yang terdapat dalam menulis adalah membuat seorang yang acuh tak acuh menjadi pembaca yang penuh perhatian. Menurut Fatimah begitu kita telah belajar menulis-yaitu menyampaikan suatu pesan yang dekat dengan hati kita- orang lain yang sebelumnya acuh tak acuh, kini akan menaruh lebih banyak perhatian untuk mengetahui apa yang harus kita katakan. Sehingga kita tidak perlu berteriak-teriak agar didengarkan. Untuk mengubah orang-orang di sekitar kita, pertama-tama kita harus mengubah diri kita sendiri. Perubahan orang lain hanyalah konsekuensi dari perubahan sikap kita dalam memandang diri kita dan orang lain. Kita harus percaya bahwa yang hendak kita sampaikan adalah sesuatu yang penting dan karenanya harus disampaikan dengan cara yang baik pula.

Tentunya kita tidak mengadopsi teori Fatimah Mernissi, Menulis = Obat Mujarab untuk Awet Muda, tersebut secara harfiah. Kecantikan adalah sesuatu yang sifatnya inside-out. Kita bisa menjadi cantik karena sikap hidup kita yang positif dan produktif dalam berkarya. Tinggalkan krim wajah dan pil diet. Ambil pulpen dan kertas, mulailah menulis. Menulis apa saja. Ketidaknyamanan kita ketika disuit-suiti laki-laki di jalan, kejengkelan kita ketika ada yang mengomentari bagian tubuh kita yang pribadi, kemarahan kita membaca berita perkosaan perempuan di koran. Apa saja.

Maka perempuan, menulislah! Demi impian-impian kita tentang dunia yang lebih adil, lebih setara, dan lebih berkemanusiaan buat perempuan. Biar dunia ini bisa mendengar kegelisahan-kegelisahan kita, pengalaman-pengalaman kita, ide-ide gila kita, para perempuan. Dan tentu saja menjadi lebih cantik dengan standar yang kita buat sendiri. Tidak melulu berkulit putih, bertubuh seksi, dan berambut lurus panjang seperti standar yang dibuat oleh masyarakat patriarkat ini!
Baca Selengkapnya - Menulis itu Baik bagi Wanita (Perempuan)

Handphone bagi Kehidupan Remaja

Remaja dan Handphone


Kehadiran telepon seluler (ponsel) atau Handphone telah merubah kehidupan manusia. Jarak selama ini dituding menjadi biang keladi kesulitan itu, tidak kuasa lagi menghalangi. Sebagian besar remaja zaman sekarang merasa dirinya sangat tergantung pada Handphone. Menurutnya, kehadiran ponsel sangat membantu kemudahan hidup, komunikasi. Tujuan kemudahan hidup itu pula yang memaksa dirinya memutuskan menggunakan ponsel beberapa tahun silam. Alasannya biar bisa berkomunikasi dengan mudah.
Sebagian besar para remaja mengatakan bahwa tujuan utama menggunakan ponsel adalah, “Sebagai alat komunikasi dan sebagai penyambung silaturahmi, sebagai hiburan, dan tidak menutup kemungkinan sebagai alat tambahan membantu dalam kelancaran berbisnis.”

Tak bisa dipungkiri lagi, bagi mereka yang hidup di perkotaan, di dunia modern yang menuntut segala sesuatunya serba cepat dan mudah, memiliki ponsel se¬perti sebuah keniscayaan. Celah ini tentu menjadi peluang besar para perusahaan komunikasi untuk merauk keuntungan. Mereka berlomba-lomba mengembangkan teknologi yang telah ada guna melahirkan produk-produk baru yang bakal mengisi pasar. Melalui inovasi-inovasi, mereka memaksa insan-insan perkotaan menambah kebutuhan hidupnya. Perkembangan teknologi tentu tidak mungkin mencapai kata sempurna dalam arti sesungguhnya. Oleh karena itu, tidak ada satu teknologi pun yang dikembangkan telah mencapai fase final. Inovasi-inovasi dan penemuan-penemuan berikutnya tetap mengikuti sebuah pencapaian yang telah ada. Proses pun terus berlanjut, mengikuti hasrat, nafsu, dan kebutuhan manusia.

Satu hal yang tidak dapat dihindari adalah teknologi pasti menghadirkan efek samping yang memengaruhi kehidupan manusia. Sekecil apa pun, teknologi pasti memiliki sifat “memaksa”, membuat manusia menjadi tergantung padanya.

Ketergantungan Terhadap Handphone


Beberapa orang mengaku ketergantungannya pada ponsel telah mencapai taraf yang tinggi. Kendati demikian, sifat “memaksa” itu sangat relatif, tentunya. Di tempat-tempat yang jauh dari hingar-bingar perkotaan yang dibalut kemajuan teknologi, mungkin saja masyarakatnya masih belum mampu memba¬yangkan wujud ponsel. Kemajuan peradaban manusia yang beriring dengan berkembangnya kebutuhan hidup, telah memaksanya kehadiran ponsel. Kehadirannya telah mengubah pola hidup manusia. Ponsel menjadi pemeran penting yang membentuk gaya hidup seseorang dan juga masyarakat. Kata orang pintar, inilah kemajuan zaman. Suka atau tidak kehadirannya tak dapat dielakkan.

Dampak Positif dan Negatif Handphone


Kemajuan teknologi ponsel yang sangat pesat menimbulkan dampak positif dan negative bagi para penggunanya, khususnya para remaja.

Dampak Positif :

  1. Mempermudah komunikasi.
  2. Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi.
  3. Memperluas jaringan persahabatan.


Dampak Negatif :

  1. Mengganggu Perkembangan Anak :

    Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu remaja dalam menerima pelajaran di sekolah/di kampus. Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ujian. Bermain game saat guru/dosen menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.
  2. Efek radiasi

    Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya,. penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya remaja lebih hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.
  3. Rawan terhadap tindak kejahatan.

    Ingat, remaja dan pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat.
  4. Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku remaja.

    Jika tidak ada kontrol dari orang tua. HP bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur porno dan sebagainya yang sama sekali tidak layak dilihat seorang pelajar.
  5. Pemborosan

    Dengan mempunyai HP, maka pengeluaran kita akan bertambah, apalagi kalau HP hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan yang saja.
Baca Selengkapnya - Handphone bagi Kehidupan Remaja

Hati-hati Kejahatan Internet KEJAHATAN DI INTERNET (CYBER CRIME) DAN APA ITU HACKING, CRACKING, CARDING, PHISING, SPAMMING DAN DEFACING etc.?

Indonesia bukan hanya terkenal sebagai negara terkorup di dunia, melainkan juga Negara dengan “carder” tertinggi di muka bumi, setelah Ukrania. “carder” adalah penjahat di internet, yang membeli barang di toko maya (online shoping) dengan memakai kartu kredit milik orang lain. Meski pengguna internet Indonesia masih sedikit dibanding negara Asia Tenggara lainnya, apalagi dibanding Asia atau negara-negara maju, nama warga Indonesia di internet sudah “ngetop” dan tercemar! Indonesia masuk “blacklist” di sejumlah online shoping ternama, khususnya di amazon.com dan ebay.com Kartu kredit asal Indonesia diawasi bahkan diblokir. Sesungguhnya, sebagai media komunikasi yang baru, internet memberikan sejuta manfaat dan kemudahan kepada pemakainya. Namun internet juga mengundang ekses negatif, dalam berbagai tindak kejahatan yang menggloblal. Misalnya, tindak penyebaran produk pornorgrafi, pedofilia, perjudian, sampah (spam), bermacam virus, sabotase, dan aneka penipuan, seperti carding, phising, spamming, dll. Yang gawat, nama negara terseret karenanya.

Berikut sejumlah jenis kejahatan via internet :


CARDING


Carding adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain, yang diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di internet. Sebutan pelakunya adalah “carder”. Sebutan lain untuk kejahatan jenis ini adalah cyberfroud alias penipuan di dunia maya. Menurut riset Clear Commerce Inc, perusahaan teknologi informasi yang berbasis di Texas – AS , Indonesia memiliki “carder” terbanyak kedua di dunia setelah Ukrania. Sebanyak 20 persen transaksi melalui internet dari Indonesia adalah hasil carding. Akibatnya, banyak situs belanja online yang memblokir IP atau internet protocol (alamat komputer internet) asal Indonesia. Kalau kita belanja online, formulir pembelian online shop tidak mencantumkan nama negara Indonesia. Artinya konsumen Indonesia tidak diperbolehkan belanja di situs itu.

Menurut pengamatan ICT Watch, lembaga yang mengamati dunia internet di Indonesia, para carder kini beroperasi semakin jauh, dengan melakukan penipuan melalui ruang-ruang chatting di mIRC. Caranya para carder menawarkan barang-barang seolah-olah hasil carding-nya dengan harga murah di channel. Misalnya, laptop dijual seharga Rp 1.000.000. Setelah ada yang berminat, carder meminta pembeli mengirim uang ke rekeningnya. Uang didapat, tapi barang tak pernah dikirimkan.

HACKING


Hacking adalah kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain. Hacker adalah orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan membaca program tertentu, dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya. “Hacker” memiliki wajah ganda; ada yang budiman ada yang pencoleng. “Hacker” budiman memberi tahu kepada programer yang komputernya diterobos, akan adanya kelemahan-kelemahan pada program yang dibuat, sehingga bisa “bocor”, agar segera diperbaiki. Sedangkan, hacker pencoleng, menerobos program orang lain untuk merusak dan mencuri datanya.

CRACKING


Cracking adalah hacking untuk tujuan jahat. Sebutan untuk “cracker” adalah “hacker” bertopi hitam (black hat hacker). Berbeda dengan “carder” yang hanya mengintip kartu kredit, “cracker” mengintip simpanan para nasabah di berbagai bank atau pusat data sensitif lainnya untuk keuntungan diri sendiri. Meski sama-sama menerobos keamanan komputer orang lain, “hacker” lebih fokus pada prosesnya. Sedangkan “cracker” lebih fokus untuk menikmati hasilnya. Kasus kemarin, FBI bekerja sama dengan polisi Belanda dan polisi Australia menangkap seorang cracker remaja yang telah menerobos 50 ribu komputer dan mengintip 1,3 juta rekening berbagai bank di dunia. Dengan aksinya, “cracker” bernama Owen Thor Walker itu telah meraup uang sebanyak Rp1,8 triliun. “Cracker” 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu tertangkap setelah aktivitas kriminalnya di dunia maya diselidiki sejak 2006.

DEFACING


Defacing adalah kegiatan mengubah halaman situs/website pihak lain, seperti yang terjadi pada situs Menkominfo dan Partai Golkar, BI baru-baru ini dan situs KPU saat pemilu 2004 lalu. Tindakan deface ada yang semata-mata iseng, unjuk kebolehan, pamer kemampuan membuat program, tapi ada juga yang jahat, untuk mencuri data dan dijual kepada pihak lain.

PHISING


Phising adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user) agar mau memberikan informasi data diri pemakai (username) dan kata sandinya (password) pada suatu website yang sudah di-deface. Phising biasanya diarahkan kepada pengguna online banking. Isian data pemakai dan password yang vital yang telah dikirim akhirnya akan menjadi milik penjahat tersebut dan digunakan untuk belanja dengan kartu kredit atau uang rekening milik korbannya.

SPAMMING


Spamming adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (e-mail) yang tak dikehendaki. Spam sering disebut juga sebagai bulk email atau junk e-mail alias “sampah”. Meski demikian, banyak yang terkena dan menjadi korbannya. Yang paling banyak adalah pengiriman e-mail dapat hadiah, lotere, atau orang yang mengaku punya rekening di bank di Afrika atau Timur Tengah, minta bantuan “netters” untuk mencairkan, dengan janji bagi hasil. Kemudian korban diminta nomor rekeningnya, dan mengirim uang/dana sebagai pemancing, tentunya dalam mata uang dolar AS, dan belakangan tak ada kabarnya lagi. Seorang rector universitas swasta di Indonesia pernah diberitakan tertipu hingga Rp1 miliar dalam karena spaming seperti ini.

MALWARE


Malware adalah program komputer yang mencari kelemahan dari suatu software. Umumnya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atau operating system. Malware terdiri dari berbagai macam, yaitu: virus, worm, trojan horse, adware, browser hijacker, dll. Di pasaran alat-alat komputer dan toko perangkat lunak (software) memang telah tersedia antispam dan anti virus, dan anti malware. Meski demikian, bagi yang tak waspadai selalu ada yang kena. Karena pembuat virus dan malware umumnya terus kreatif dan produktif dalam membuat program untuk mengerjai korban-korbannya.

Hati-hati Kejahatan Internet ..!



Dedemit Dunia Maya Acak-acak Situs Penting

Saat ini penanganan kejahatan di dunia maya (cyber crime) masih minim, padahal Indonesia termasuk negara dengan kasus cyber crime tertinggi di bawah Ukrania. Penanganan kasus kejahatan jenis ini memang membutuhkan kemampuan khusus dari para penegak hukum.

Dari kasus-kasus yang terungkap selama ini, pelaku diketahui memiliki tingkat kepandaian di atas rata-rata. Selain karena motif ekonomi, sebagian hacker melakukan tindakan merusak website orang lain hanya sekadar untuk pamer kemampuan. Kasus terakhir, Rizky Martin, 27, alias Steve Rass, 28, dan Texanto alias Doni Michael melakukan transaksi pembelian barang atas nama Tim Tamsin Invex Corp, perusahaan yang berlokasi di AS melalui internet. Keduanya menjebol kartu kredit melalui internet banking sebesar Rp350 juta. Dua pelaku ditangkap aparat Cyber Crime Polda Metro Jaya pada 10 Juni 2008 di sebuah warnet di kawasan Lenteng Agung, Jaksel. Awal Mei 2008 lalu, Mabes Polri menangkap “hacker” bernama Iqra Syafaat, 24, di satu warnet di Batam, Riau, setelah melacak IP addressnya dengan nick name Nogra alias Iqra. Pemuda tamatan SMA tersebut dinilai polisi berotak encer dan cukup dikenal di kalangan hacker. Dia pernah menjebol data sebuah website lalu menjualnya ke perusahaan asing senilai Rp600 ribu dolar atau sekitar Rp6 miliar. Dalam pengakuannya, hacker lokal ini sudah pernah menjebol 1.257 situs jaringan yang umumnya milik luar negeri. Bahkan situs Presiden SBY pernah akan diganggu, tapi dia mengurungkan niatnya.
Kasus lain yang pernah diungkap polisi pada tahun 2004 ialah saat situs milik KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang juga diganggu hacker. Tampilan lambang 24 partai diganti dengan nama ‘partai jambu’, ‘partai cucak rowo’ dan lainnya. Pelakunya, diketahui kemudian, bernama Dani Firmansyah,24, mahasiswa asal Bandung yang kemudian ditangkap Polda Metro Jaya. Motivasi pelaku, konon, hanya ingin menjajal sistem pengamanan di situs milik KPU yang dibeli pemerintah seharga Rp 200 miliar itu. Dan ternyata berhasil.

BOBOL KARTU KREDIT


Data di Mabes Polri, dari sekitar 200 kasus cyber crime yang ditangani hampir 90 persen didominasi carding dengan sasaran luar negeri. Aktivitas internet memang lintas negara. Yang paling sering jadi sasaran adalah Amerika Serikat, Australia, Kanada dan lainnya. Pelakunya berasal dari kota-kota besar seperti Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Semarang, Medan serta Riau. Motif utama adalah ekonomi. Peringkat kedua hacking dengan merusak dan menjebol website pihak lain dengan tujuan beragam, mulai dari membobol data lalu menjualnya atau iseng merusak situs tertentu.

Kejahatan internet lainnya, pornografi yakni menjadikan internet sebagai arena prostitusi. Sejumlah situs porno yang digunakan sebagai pelacuran terselubung dan penjualan aksesoris seks pernah diusut Polda Metro Jaya, dan pengelolanya ditangkap. Situs judi seperti indobetonline.com, juga pernah dibongkar Mabes Polri. Selain itu, belum lama ini, kepolisian Tangerang juga membongkar judi di situs tangkas.net yang menyediakan judi bola tangkas, Mickey Mouse dan lainnya. Kejahatan lainnya, penipuan lewat internet.

“Kejahatan internet ada dua kategori, yakni sasaran utamanya fasilitas komputer sebagai alat teknologi dan tidak hanya sebagai sarana. Kategori ke dua, menjadikan komputer sebagai sarana melakukan kejahatan.


Baca Selengkapnya - Hati-hati Kejahatan Internet KEJAHATAN DI INTERNET (CYBER CRIME) DAN APA ITU HACKING, CRACKING, CARDING, PHISING, SPAMMING DAN DEFACING etc.?

Rahasia Kesuksesan dan Kemajuan Orang Jepang

Setelah Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak terkena bom atom sekutu (Amerika), Jepang pelan tapi pasti berhasil bangkit. Mau tidak mau harus diakui saat ini Jepang bersama China dan Korea Selatan sudah menjelma menjadi macan Asia dalam bidang teknologi dan ekonomi. Alhamdulillah saya mendapat kesempatan 10 tahun tinggal di Jepang untuk menempuh studi saya. Dalam artikel sebelumnya saya mencoba memotret Jepang dari satu sisi. Kali ini, saya mencoba merumuskan 10 resep yang membuat bangsa Jepang bisa sukses seperti sekarang. Tentu rumusan ini di beberapa sisi agak subyektif, hanya dari pengalaman hidup, studi, bisnis dan bergaul dengan orang Jepang di sekitar perfecture Saitama, Tokyo, Chiba, Yokohama. Intinya kita mencoba belajar sisi Jepang yang baik yang bisa diambil untuk membangun republik ini. Kalau ditanya apakah semua sisi bangsa Jepang selalu baik, tentu jawabannya tidak. Banyak juga budaya negatif yang tidak harus kita contoh ;)

1. KERJA KERAS

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi ;) ), membuat mahasiswa nggak enak pulang duluan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai.

2. MALU

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian ticket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. HIDUP HEMAT

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00. Contoh lain adalah para ibu rumah tangga yang rela naik sepeda menuju toko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 20 atau 30 yen. Banyak keluarga Jepang yang tidak memiliki mobil, bukan karena tidak mampu, tapi karena lebih hemat menggunakan bus dan kereta untuk bepergian. Termasuk saya dulu sempat berpikir kenapa pemanas ruangan menggunakan minyak tanah yang merepotkan masih digandrungi, padahal sudah cukup dengan AC yang ada mode dingin dan panas. Alasannya ternyata satu, minyak tanah lebih murah daripada listrik. Professor Jepang juga terbiasa naik sepeda tua ke kampus, bareng dengan mahasiswa-mahasiswanya.

4. LOYALITAS

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan. Kota Hofu mungkin sebuah contoh nyata. Hofu dulunya adalah kota industri yang sangat tertinggal dengan penduduk yang terlalu padat. Loyalitas penduduk untuk tetap bertahan (tidak pergi ke luar kota) dan punya komitmen bersama untuk bekerja keras siang dan malam akhirnya mengubah Hofu menjadi kota makmur dan modern. Bahkan saat ini kota industri terbaik dengan produksi kendaraan mencapai 160.000 per tahun.

5. INOVASI

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah. Mobil yang dihasilkan juga relatif lebih murah, ringan, mudah dikendarai, mudah dirawat dan lebih hemat bahan bakar. Perusahaan Matsushita Electric yang dulu terkenal dengan sebutan “maneshita” (peniru) punya legenda sendiri dengan mesin pembuat rotinya. Inovasi dan ide dari seorang engineernya bernama Ikuko Tanaka yang berinisiatif untuk meniru teknik pembuatan roti dari sheef di Osaka International Hotel, menghasilkan karya mesin pembuat roti (home bakery) bermerk Matsushita yang terkenal itu.

6. PANTANG MENYERAH

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia. Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita :) Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen). Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini :)

7. BUDAYA BACA

Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institut penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan. Saya biasa membeli buku literatur terjemahan bahasa Jepang karena harganya lebih murah daripada buku asli (bahasa inggris).

8. KERJASAMA KELOMPOK

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok”. Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. MANDIRI

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. JAGA TRADISI

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena ”hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang ;) Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Mungkin seperti itu 10 resep sukses yang bisa saya rangkumkan. Bangsa Indonesia punya hampir semua resep orang Jepang diatas, hanya mungkin kita belum mengasahnya dengan baik. Di Jepang mahasiswa Indonesia termasuk yang unggul dan bahkan mengalahkan mahasiswa Jepang. Orang Indonesia juga memenangkan berbagai award berlevel internasional. Saya yakin ada faktor “non-teknis” yang membuat Indonesia agak terpuruk dalam teknologi dan ekonomi. Mari kita bersama mencari solusi untuk berbagai permasalahan republik ini. Dan terakhir kita harus tetap mau belajar dan menerima kebaikan dari siapapun juga.

Tetap dalam perdjoeangan !
Baca Selengkapnya - Rahasia Kesuksesan dan Kemajuan Orang Jepang

Judi, Masalah Sosial dan Hukum

Judi, salahsatu bentuk penyakit masyarakat (Pekat) yang selalu muncul dan sulit hilang dari masa ke masa. Pelakunya, mulai dari bandar sampai kaki tangannya pun seolah tidak ada habisnya menjajakan berbagai macam judi ditengah masyarakat. Mulai dari judi ala tradisional, seperti togel sampai dengan judi via SMS bahkan online di dunia maya. Masyarakat sebagai konsumen tinggal memilih, sesuai isi kantongnya. Praktek perjudian dari berbagai sisi dipandang berdampak negatif. Namun disisi lain ada pihak-pihak tertentu yang menunjukkan bahwa keuntungan judi dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan. Diberbagai negara asing ada yang melegalkan perjudian dan mengambil pajak yang besar dari bisnis judi tersebut. Ide melegalkan perjudian pun pernah bergulir beberapa tahun silam di dalam negeri, yaitu di Pulau Seribu. Namun, terlepas dari keuntungan yang luar biasa, dampak negatif judi lebih besar dibandingkan dampak positifnya.


Masalah Sosial dan Hukum


Maraknya judi di masyarakat jelas akan merusak berbagai sistem sosial masyarakat itu sendiri. Ironisnya, di Indonesia para penjudi ini didominasi oleh kalangan menengah kebawah yang kehidupan ekonominya pas-pasan. Namun demi mengadu nasib dan peruntungan, sedikit demi sedikit uang didompet habis, kemudian harta benda dijual, rumah dan tanah digadaikan bahkan ada kasus sang anak dan istri pun dijadikan taruhan guna membayar hutang-hutang dari kekalahan judinya. Judi bisa dimulai dari ikut-ikutan, penasaran atau memang mengadu nasib yang didasari kemalasan karena menganggur tetapi ingin cepat kaya dengan cara yang instan.

Ada yang memulainya karena mendengar teman atau tetangganya menang judi togel. Keinginan untuk beli judi togel semakin kuat ketika tahu tetangganya tersebut dengan uang sedikit dapat untung berlipat ganda. Walaupun sekali, dua kali tidak dapat, rasa penasaran dan mimpi dapat uang banyak tanpa bersusah payah menjadi cambuk semangat yang luar biasa, sehingga tiada henti untuk mencoba sampai akhirnya menang atau kemiskinan yang diraih. Walaupun menang, bisa ditebak hasilnya akan dipertaruhkan dimeja judi lagi, untuk foya-foya, bahkan sebagian menghabiskannya ditempat prostitusi dan beli narkoba.

Kebiasaan judi disamping menimbulkan masalah sosial, seperti penyebab kemiskinan, perceraian, anak terlantar dan putus sekolah dan membudayakan kemalasan, juga bersifat kriminogen, yaitu menjadi pemicu untuk terjadinya kejahatan yang lain. Demi mendapatkan uang berjudi, penjudi dapat merampok, mencuri, korupsi, membunuh dan KDRT. Disisi lain, bisnis judi juga merupakan simbiosis dari bisnis kejahatan lain seperti prostitusi dan narkoba.

Judi di Babel


Salah satu judul berita Harian Bangka Pos edisi 15 Januari 2011 adalah “Omzet Togel Puluhan Juta Setiap Hari”. Sebelumnya juga dimuat berita tentang ditangkapnya oknum PNS karena menjual togel. Kedua berita ini mengandung dua sisi penting. Pertama, terkait penegakan hukum dan kedua, masalah sosial.

Hasil wawancara Wena, seorang kaki kanan Bandar togel di Koba kepada Bangkapos pada berita di atas terungkap bahwa praktek judi togel di Koba sudah marak. Hal ini terlihat dari meningkatnya pembeli, banyaknya jaringan penjual togel yang merupakan kaki tangan Bandar dan omzet togel yang menghasilkan puluhan juta perhari. Fakta lain juga terungkap bahwa Wena dan rekan-rekannya dalam menjalankan profesi sebagai kaki tangan sang Bandar ini aman dan belum tersentuh oleh aparat penegak hukum. Apakah praktek judi ini begitu tersembunyinya sehingga tidak tercium oleh aparat penegak hukum ? Atau ada oknum aparat penegak hukum atau orang kuat/berkuasa yang justru terlibat dalam lingkaran bisnis judi ini, sehingga praktek judi ini sulit dibongkar? Indikasi ini pun diungkapkan Wena, bahwa selama ini aktivitas mereka aman, karena Bosnya pasti punya backing kuat.
Aparat penegak hukum, baik di lingkungan Polda Babel maupun yang tersebar di Polres dan Polsek di Kabupaten/Kota harus segera melakukan pemberantasan praktek-praktek judi ini, tidak hanya para pembeli dan kaki tangan Bandar, tetapi penegakan hukum terhadap perjudian ini juga harus dapat menyentuh para Bandar dan orang kuat yang ada dibelakang bisnis pertaruhan uang tersebut.

Maraknya judi togel dan mulai meningkatnya pembeli merupakan fakta sosial bahwa judi menjadi hal yang biasa dimasyarakat kita. Judi dianggap hanya sekedar permainan dan kebiasaan belaka dan bukan lagi sebagai pelanggaran terhadap norma agama, norma kesusilaan, norma adat dan norma hukum. Dari coba-coba, ketagihan dan akhirnya bangkrut dan jatuh miskin. Tadinya kaya raya tanpa terasa berjudi akhirnya meminta-minta.

Dalam penanggulangan judi ini, disamping upaya represif dari aparat penegak hukum. Upaya preventif dari pemerintah daerah dan masyarakat juga sangat berperan penting. Pemda melalui instansi terkait dan tokoh agama dan tokoh masyarakat harus terus melakukan sosialisasi bahaya judi dan dampak sosial serta hukumnya. Masyarakat dan perangkat pemerintah sampai ke tingkat RT harus aktif dalam pencegahan terjadinya praktek judi dilingkungannya. Apabila sudah ada yang mulai menjual togel misalnya, maka segera dilakukan pendekatan untuk menghentikannya, jika tidak mau laporkan segera keaparat penegak hukum. Adanya sinergi antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum dan masyarakat akan lebih mengefektifkan pemberantasan judi.
Baca Selengkapnya - Judi, Masalah Sosial dan Hukum

Mengapa Orang Asia Kurang Kreatif Ketimbang Orang Barat

Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya "Why Asians Are Less Creative Than Westerners" (2001) yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi best seller (www.idearesort.com/trainers) mengemukakan beberapa hal tentang bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan pikiran banyak orang:

  1. Bagi kebanyakan orang Asia, dalam budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta thdp sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.
  2. Bagi orang Asia, banyaknya kekayaan yg dimiliki lebih dihargai daripada CARA memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai ceritera, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir diterima sebagai sesuatu yang wajar.
  3. Bagi orang Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis "kunci jawaban" bukan pada pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT dll semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus2 Imu pasti dan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus-rumus tersebut.
  4. Karena berbasis hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi "Jack of all trades, but master of none" (tahu sedikit sedikit tentang banyak hal tapi tidak menguasai apapun).
  5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dalam Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada org Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yg berbasis inovasi dan kreativitas.
  6. Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat- nya sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.
  7. Bagi keanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah
  8. Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber untuk minta penjelasan tambahan.



Di dalam bukunya Prof.Ng Aik Kwang menawarkan beberapa solusi sbb:
  1. Hargai proses. Hargailah orang karena pengabdiannya bukan karena kekayaannya.
  2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya
  3. Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya
  4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg lebih cepat menghasilkan uang
  5. Dasar kreativitas adalah rasa penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA!
  6. Guru adalah fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dengan bangga kalau TIDAK TAHU!
  7. Passion manusia adalah anugerah Tuhan.. Sebagai orang tua kita bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya.


Mudah-mudahan dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak dan cucu yang kreatif, inovatif tapi juga memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korupsi.

(Sumber: milis civitas@sbm-itb.ac.id)
Baca Selengkapnya - Mengapa Orang Asia Kurang Kreatif Ketimbang Orang Barat

Arti Imbuhan

  • ber- : menambah prefiks ini membentuk verba (kata kerja) yang sering kali mengandung arti (makna) mempunyai atau memiliki sesuatu. Juga dapat menunjukkan keadaan atau kondisi atribut tertentu. Penggunaan prefiks ini lebih aktif berarti mempergunakan atau mengerjakan sesuatu. Fungsi utama prefiks "ber-" adalah untuk menunjukkan bahwa subyek kalimat merupakan orang atau sesuatu yang mengalami perbuatan dalam kalimat itu. Banyak verba dengan afiks "ber-" mempunyai kata yang sama dengan bentuk adjektiva dalam Bahasa Inggris. Sekitar satu dari tiap 44 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki prefiks ini.

  • me-, meng-, menge-, meny-, mem- : menambah salah satu dari prefiks ini membentuk verba yang sering kali menunjukkan tindakan aktif di mana fokus utama dalam kalimat adalah pelaku, bukan tindakan atau obyek tindakan itu. Jenis prefiks ini sering kali mempunyai arti mengerjakan, menghasilkan, melakukan atau menjadi sesuatu. Prefiks ini yang paling umum digunakan dan sekitar satu dari tiap 13 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki salah satu dari prefiks ini.

  • di- : Prefiks ini mempunyai pertalian yang sangat erat dengan prefiks "me-." Prefiks "me-" menunjukkan tindakan aktif sedangkan prefiks "di-" menunjukkan tindakan pasif, di mana tindakan atau obyek tindakan adalah fokus utama dalam kalimat itu, dan bukan pelaku. Sekitar satu dari tiap 40 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki prefiks ini.

  • pe- : Prefiks ini membentuk nomina yang menunjukkan orang atau agen yang melakukan perbuatan dalam kalimat. Kata dengan prefiks ini juga bisa memiliki makna alat yang dipakai untuk melakukan perbuatan yang tersebut pada kata dasarnya. Apabila kata dasarnya berupa kata sifat, maka kata yang dibentuk dengan prefiks ini memiliki sifat atau karakteristik kata dasarnya. Sekitar satu dari tiap 110 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki prefiks ini.

  • ter- : Sekitar satu dari tiap 54 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki prefiks ini. Penambahan afiks ini menimbulkan dua kemungkinan.
  1. Jika menambahkan ke kata dasar adjektif, biasanya menghasilkan adjektif yang menyatakan tingkat atau kondisi paling tinggi (ekstrim) atau superlatif. (misalnya: paling besar, paling tinggi, paling baru, paling murah)
  2. Jika menambahkan ke kata dasar yang bukan adjektif, umumnya menghasilkan verba yang menyatakan aspek perfektif, yaitu suatu perbuatan yang telah selesai dikerjakan. Afiks ini juga bisa menunjukkan perbuatan spontanitas, yaitu suatu perbuatan yang terjadi secara tiba-tiba atau tidak disengaja (misalnya aksi oleh pelaku yang tidak disebutkan, pelaku tidak mendapat perhatian atau tindakan natural). Fokus dalam kalimat adalah kondisi resultan tindakan itu dan tidak memfokuskan pada pelaku perbuatan atau bagaimana kondisi resultan itu tercapai.
  • se- : menambah prefiks ini dapat menghasilkan beberapa jenis kata. Prefiks ini sering dianggap sebagai pengganti
 
Baca Selengkapnya - Arti Imbuhan

Trik Perkalian

1. Trik perkalian 11


Contoh: 52 x 11
tambahkan 2 angka tersebut seperti berikut:

5_(5+2)_2

Jadi jawabannya: 572.

Jika penjumlahan angkanya lebih dari 2 angka, maka tambahkan ke angka didepannya:

Contoh: 99 x 11

9_(9+9)_9

(9+1)_8_9

10_8_9

Jadi jawabannya: 1089.

2. Trik perkalian 9

Rentangkan jari anda sehingga telapak tangan menghadap anda. Soal: 6x9=??
dari sebelah kiri tekuk jari ke 6 (kelingking kanan). Hitung jari sebelah kiri sebelum jari yang ditekuk. Pasti 5, dan hitung jadi setelah jari yang ditekuk, pasti 4, gabung bilangan tersebut.
5_4 :: 54.
untuk pembuktian, coba perkalian yang lain. Catatan, jika 9, gabung jumlah jari 2 kali jari sebelumnya.
9_9 :: 99

3. Mencari Kuadrat CEPAT!

Jika membutuhkan akar dari 2 angka dengan angka terahir 5, caranya kalikan bilangan pertama dengan penjumlahan bilangan pertama tersebut dengan satu dan letakkan 25 dibelakang. Selesai!

25^2 = (2x(2+1)) & 25(a)

2 x 3 = 6(b)

= 6(a)25(b) = 625

35^2 = (3x(3+1)) & 25

3 x 4 = 12

=1225

(pada halaman ini tanda ^ berarti "Pangkat" jadi 25^2 dibaca "25 pangkat 2")
Baca Selengkapnya - Trik Perkalian

Kajian Ilmiah Kecerdasan Otak dan Moral

Pintar dan cerdas saja tidaklah cukup menjadi jaminan keberhasilan seseorang. Ada nilai-nilai lain yang perlu dipegang teguh. Inilah yang melahirkan fakta dimana banyak orang berintelejensia tinggi cenderung menyalahgunakan kehebatannya jika tak didukung faktor kecerdasan lain.

Pada segolongan populasi manusia terdapat sekelompok manusia dengan jumlah prosentase yang kecil menderita, mengalami sakit jiwa ataupun terkucil. Kelompok ini kemungkinan tidak "mengerti" yang benar dan yang salah.

Dalam hal ini nilai dan filosofi turut berperan. Penilaian kita menjadi dasar dalam percaya dan menentukan tindakan. Filosofi merupakan jalan bagi kita untuk menentukan nilai. Filosofi yang cerdas merupakan keinginan untuk memahami manusia, benda, dan dunia melalui rangkaian kata yang menggambarkan bagaimana mereka bekerja dengan demikian menyediakan suatu keamanan emosional dalam meramalkan masa depan.

Manusia dengan filosofi mempercayakan pada logika dalam membuat keputusan, dan menaksirkan harga dari sesuatu melawan "kode" yang mendasar atau mengatur garis pedoman yang menyebabkan ketegangan. Manusia dengan pandangan ini mempercayakan pada kesadaran persaingan, terkadang pada wewenang sosial yang terpisah. Dalam hipotesa penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hal lebih mendasar dari kemampuan kecerdasan emosional. Hal tersebut tampak semacam kompas moral. Hal tersebut merupakan jantung dari kesuksesan bisnis yang berjalan lama. "Sesuatu yang lebih" ini dinamakan kecerdasan moral (moral intelligence).

Kecerdasan moral bukan hanya penting untuk mengefektifkan kepemimpinan, namun juga merupakan "pusat kecerdasan" bagi seluruh manusia. Mengapa? Karena kecerdasan moral secara langsung mendasari kecerdasan manusia untuk berbuat sesuatu yang berguna. Kecerdasan moral memberikan hidup manusia memiliki tujuan. Tanpa kecerdasan moral, kita tidak dapat berbuat sesuatu dan peristiwa-peristiwa yang menjadi pengalaman jadi tidak berarti. Tanpa kecerdasan moral kita tidak akan tahu mengapa pekerjaan yang kita lakukan? Dan apa yang harus dikerjakan?


Dilahirkan Bermoral

Seorang pemimpin yang terbaik berpikir "kita", bukan "saya". Suatu hal yang sederhana, dimana orang yang baik memiliki moral yang merupakan watak bawaan sejak lahir. Mereka mengikuti sebuah kompas moral walaupun terdapat godaan. Mereka memilih yang benar dari yang salah. Orang baik dan pemimpin yang baik merupakan bagian dari nilai moral. mereka percaya terhadap kejujuran dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Mereka turut berduka terhadap penderitaan orang lain dan tahu bagaimana harus memaafkan seperti pentingnya dirinya sendiri.

Untuk memiliki moral toleransi, pertama kita memerlukan kemampuan untuk melihat dunia melalui pandangan mata orang lain. Banyak psikolog mempercayai bahwa indikasi awalnya adalah empati. Sejak berumur dua tahun, kita mulai menunjukkan celah keadilan, tanggung jawab, dan merasa bersalah.

Kita semua pernah mendengar anak-anak menginjak umur tiga atau empat menanggapi kenyataan atau imajinasi keadilan dengan sebuah empati, "That's not fair!". Banyak dari kita memulai pada usia dini untuk melakukan sesuatu yang kita tahu akan membuat kecewa orang lain. Melakukan hal yang negatif merupakan bagian penting dari belajar memiliki moral. jika kita tidak melakukan sesuatu yang buruk, akan sulit bagi kita untuk mengerti perbedaan antara tingkah laku benar dan salah. Pikirkan waktu lalu yang dapat anda ingat ketika anda melakukan suatu kesalahan.

Ilmuwan mempelajari hubungan antara fungsi otak dan tingkah laku memulai dengan bagan "anatomi moral" dari otak. Mereka mempelajari bagaimana otak memberi dampak pada tingkah laku moral. Sebagian dari kita mengetahui apa yang benar, terkadang berjuang untuk melakukan apa yang kita ketahui benar - ketika kita kekurangan kompetensi moral untuk bertindak selaras dengan pedoman moral.

Peneliti telah menemukan bahwa otak kita membuat perbedaan. Ketika ilmu syaraf dibandingkan dengan tingkah laku dari dua remaja yang merasa menderita luka-luka otak, mereka menemukan sebuah perbedaan tajam dalam kapasitas luka mereka.

Jika benar bahwa kita memiliki hubungan untuk mengikuti Golden Rule, lantas bagaimana kita dapat menjelaskan semua kekerasan yang terjadi? Kita dapat mencoba menulis kejahatan dan kekejaman sebagai mutasi dari sifat normal alami manusia. Kebanyakan dari kita, bagaimanapun juga menyadari bahwa terdapat sisi gelap dalam diri kita.

Dengan menyeimbangkan laju persaingan dan mengatur sisi gelap dari diri kita merupakan pokok dari kecerdasan moral. Memilih diantara keinginan-keinginan bersaing merupakan pokok dari kesusilaan. Tidak ada kesusilaan tanpa pilihan. Membuat keputusan antara laju persaingan mewajibkan kita untuk membuat pilihan-pilihan moral. Hal ini merupakan kecerdasan moral, kemampuan untuk menyeimbangkan laju persaingan, yang membuat kita sebagai manusia yang sesungguhnya.

Psikolog Martin Seligman dan rekan kerjanya dalam lingkup "positif psikologi" memiliki penilitian yang membawa mereka pada enam identifikasi "nilai-nilai umum" dalam semua budaya di dunia: harapan, keberanian, perikemanusiaan, keadilan, kesederhanaan, dan transenden. Walaupun labelnya mengubah kuat sikap yang melalaikan dan masing-masing budaya kemungkinan menjelaskan prinsip-prinsip yang berbeda, moral yang mendasari pengertian, selalu sama.

Kita mempercayai keberadaan prinsip-prinsip umum, walaupun kita tahu prinsip-prinsip umum tersebut tidak tersebar secara keseluruhan. Kita percaya bahwa kita dalam keselarasan dengan prinsip-prinsip sangat penting bagi perjuangan individu, organisasi dan kesuksesan.

Pedoman Moral
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa sejak lahir kita telah memiliki "bakat" bermoral. Namun bakat saja tidaklah cukup. Kemantapan antara bakat, kemampuan, dan tindakan merupakan hal yang mendukung menuju tercapainya tujuan. Hal tersebut disebut dengan "keselarasan hidup".

Menggapai keselarasan hidup mungkin terkadang sulit, namun hal itu tidak memaksakan kita untuk melakukan tindakan yang superhuman. Hanya diperlukan langkah yang konsisten dari hari ke hari, apa yang harus kita lakukan, apa yang kita perlukan untuk meraih tujuan. keselarasan hidup juga bukan merupakan suatu kebetulan. Keselarasan hidup diperlukan dalam melakukan sesuatu pada tujuan dan untuk sebuah tujuan. Bagaimana untuk memulainya?

Keselarasan hidup memiliki dua proses. Proses pertama, bangun model pandangan pribadi anda: - moral "apa nilai anda, dan apa hal paling penting yang anda percayai? - Tujuan "apa yang anda inginkan untuk menyempurnakan kepribadian dan profesionalitas anda? - Tingkah laku "tindakan apa yang akan anda perbuat untuk menggapai tujuan anda?

Selanjutnya, setelah membangun model keselarasan pribadi dan mengetahui apa yang pantas dalam "bingkai"nya masing-masing, lakukan yang terbaik untuk memperbaiki keselarasan diantara bingkai-bingkai moral.

Tidak seperti prinsip umum, yang dikirimkan kepada setiap orang, nilai (value) bersifat individu. Terdapat alasan khusus untuk mengidentifikasikan nilai-nilai penting yang dimiliki. Values menolong manusia untuk selektif mengenai bagaimana menghabiskan waktu yang berharga. Saat values dapat membantu mengatakan yang benar dari yang salah, values juga menolong manusia untuk memutuskan yang benar dengan dipandu pilihan-pilihan. Untuk membuat keputusan yang benar, perlu dipertimbangkan pilihan-pilihan penting dari nilai-nilai personal seperti kesehatan, perkembangan personal, petualangan, dan keluarga.

Sama dengan setiap bagian dari kepemimpinan yang efektif, pembuatan keputusan yang baik menjelaskan tentang nilai-nilai personal anda. Terkadang kita tidak secara tepat menilai apa yang kita katakan dan yang kita lakukan. Jika setiap waktu anda mendapatkan diri anda tidak konsisten dengan nilai-nilai, anda memiliki sebuah pilihan. Anda dapat belajar untuk keselarasan tingkah laku yang lebih baik dengan nilai-nilai anda, membangun kompetensi moral dan emosional anda atau anda secara sederhana menerima bahwa anda menilai sesuatu yang anda rasa tidak penting bagi anda. Hal ini tidak ada masalah selama tindakan anda tidak berlawanan dengan prinsip-prinsip umum.

Setiap pemimpin yang efektif memiliki bola kristal tujuan yang jelas. Tujuan merupakan hal sangat penting bagi pemimpin yang efektif karena tujuan menggerakkan melebihi apa yang disadari atau tujuan yang baik terhadap tindakan yang spesifik. Pemimpin yang efektif menerima tanggung jawab sebagai jalan mencapai tujuan. Pemimpin yang efektif memiliki tujuan yang sangat mereka perhatikan. Mereka juga membesarkan hati pengikut mereka untuk membangun kepribadian dan mencapai tujuan. Salah satu dari alat motivator yang terhandal dari pemimpin yang baik adalah dengan menunjukkan kepedulian terhadap apa yang diinginkan dan tujuan yang dimiliki oleh orang-orang yang bekerja dengannya.

Tingkah laku meletakkan "hidup" dalam "kehidupan yang selaras". Kebiasaan menunjukkan apa yang dilakukan, termasuk pemikiran, emosi, dan tindakan yang diambil. Kebiasaan merupakan suatu hal yang menginspirasi manusia untuk mengikuti pemimpin. Manusia tidak akan mengetahui anda sebagai pemimpin moral kecuali anda membicarakan mengenai tujuan hidup anda dan bertindak secara serasi.

Kecerdasan moral merupakan bagian dari manusia yang mempertajam pedoman moral manusia dan memastikan bahwa tujuan konsisten dengan pedoman moral. Kompetensi moral merupakan kemampuan untuk bertindak berdasarkan prinsip moral kita. Kompetensi emosional merupakan kemampuan untuk mengatur emosi kita dan orang lain dalam situasi tuntutan moral. Tanpa kecerdasan moral tidak ada pelatihan yang akan membawa kita pada moral kepemimpinan, disebut juga dengan otak anak kecil yang terluka. Tidak peduli seberapa keras orang tuanya berusaha untuk mengisi nilai-nilai positif, mereka benar-benar kekurangan neurologika dasar, alat untuk membedakan antara benar dan salah.
Baca Selengkapnya - Kajian Ilmiah Kecerdasan Otak dan Moral

Hipotesis Terjadinya Bumi dalam Sistem Tata Surya ( Teori Kabut )

Bumi kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu bersamaan dengan terbentuknya satu sistem tata surya yang dinamakan keluarga matahari. Satu teori yang dinamakan "Teori Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :
  1. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar
  2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
  3. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari
Asteroid adalah salah satu anggota keluarga matahari, apabila bergerak terlalu dekat dengan bumi, gravitasi bumi akan menarik asteroid tersebut ke atmosfir bumi, bergesekan dan terbakar.
Bagian yang tidak habis terbakar jatuh di bumi disebut meteorit.
Secara umum meteorit dapat dikelompokkan menjadi 3 grup :
  1. Meteorit besi (siderit, formulasi unsur Fe dan N)
  2. Meteorit campuran besi - batu (sicerolit)
  3. Meteorit batu (aerolit, komposisi utama adalah silikat/SiO2)

Tektit
Nama tektit berasal dari bahasa Yunani "tektos" yang berarti cair, lelelh. Biasanya tektit berwarna hitam, hijau atau coklat, bersifat "amorf", secara fisik mempunyai kemiripan dengan obsidian.
Tektit terjadi sebagai dampak tumbukan meteorit dengan permukaan bumi, dimana akibat dari tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya loncatan material yang bersifat cair yang kemudian membeku dengan cepat.
Tektit berukuran hanya beberapa gram, kadang-kadang ada yang mencapai berat 12 kg.
Tektit mempunyai bentuk-bentuk yang unik diantaranya ada yang berbentuk kancing, bel, oval, tetesan air mata.
Penamaan tektit diambil dari tempat dimana tektit tersebut ditemukan, contoh : Moldavit (dari Moldavia, Cekoslovakia), Philippinit (dair Filipina), Javanit (dari Jawa), Bilitonit (dari Biliton/Belitung)
dikutip dari : http://www.geocities.com/museumgeologi/Geologi/hipotesis.htm
Baca Selengkapnya - Hipotesis Terjadinya Bumi dalam Sistem Tata Surya ( Teori Kabut )

Belajar Dari Pengalaman Jepang

Jepang merupakan sebuah negara yang dibangun atas dasar sikap disiplin yang tinggi, serta membudayakan rasa malu yang telah mengakar hingga keanak cucu mereka. Negara yang selalu menerapkan pendidikan adalah pilar utama bagi kemajuan bangsanya. Negara yang telah banyak mengguncang dunia dengan berbagai penemuan ilmiah mereka, terutama dalam bidang teknologi otomotif dan perangkat elektronik. Negara yang pemimpinnya tahu diri, serta tidak malu mengakui jika melakukan kesalahan, berani mundur walau nilai korupsi yang dilakukan lebih kecil dari gaji yang diterimanya. Negara yang masyarakatnya gila baca, negara yang jumlah oplah surat kabarnya terbanyak didunia, negara yang masyarakatnya mempunyai falsafah "gambaru" yang berarti berjuang mati-matian sampai darah penghabisan.

Itulah gambaran singkat mengenai sebuah negara yang bernama Jepang. Dan gambaran singkat tersebut, akhir-akhir ini banyak diperbincangkan kembali oleh beberapa media, baik media elektronik dan media cetak di seluruh dunia. Hal ini terjadi, setelah negara tersebut kembali diguncang oleh Gempa Bumi dan Tsunami hebat pada Tanggal 11 Maret 2011 yang lalu. Masyarakat dunia pun kembali berduka. Sama seperti duka mereka kepada para korban Gempa Bumi dan Tsunami yang menimpa saudara-saudara kita di Aceh pada 26 Desember 2004 yang lalu.

Itulah yang namanya musibah, kita tidak perlu tahu kapan dia datang, dan dia akan pergi setelah meninggalkan kehancuran, air mata dan darah para korban yang terhimpit bangunan rubuh serta tergulung ombak tsunami.

Tetapi bukan Jepang namanya kalau tidak siap menghadapi musibah seperti halnya Gempa Bumi dan Tsunami yang telah saban waktu melanda negara mereka.Jadi tidak mengherankan bila setiap sekolah di Jepang, mulai dari tingkat paling dasar sudah mendidik para siswanya agar mengambil sikap berlindung ketika gempa terjadi dan kemana mereka harus berlari ketika tsunami datang. Pengalaman telah mendidik mereka untuk siap menghadapi bencana,dan kenyataan bisa kita lihat dalam pemberitaan diberbagai media, ketika terjadi gempa bumi, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan, dan ketika terjadi tsunami mereka sudah tahu harus kemana, karena hampir semua sudut kota dan pedesaan di Negara Jepang dipasangi petunjuk (pamplet) yang berisikan simbol atau kata-kata tentang metode menyelamatkan diri jika terjadi bencana. Maka, pada saat terjadi Gempa Bumi dan Tsunami pada 11 Maret 2011 lalu, yang tersirat diwajah para korban hanyalah kesedihan dan rasa haru ketika berhasil bertemu kembali dengan keluarga mereka di pengungsian. Tidak ada ratapan yang mereka pertontonkan didepan ratusan kamera televisi dan fotografer yang meliput, tidak ada penjarahan toko yang dilakukan oleh masyarakat, mereka masih tetap sabar mengantri tertib, hanya untuk mendapatkan satu liter minyak tanah, yang akan digunakan untuk menyalakan api,serta menghangatkan tubuh karena musim dingin yang sedang berlangsung. Tidak ada sifat sombong dari seorang menajer SPBU ketika harus turun tangan langsung, menjadi penjual bahan bakar dan menjualnya dengan harga normal meski persedian terbatas tanpa suplai. Semua dilakukan hanya untuk menolong sesama anak bangsa yang sedang ditimpa musibah, tanpa memikirkan untung besar dan memperkaya diri. Apalagi disaat negara mereka, sedang ditimpa bencana hebat. Bandingkan jika bencana tersebut terjadi di negara kita!

Pasca bencana yang terjadi, semuanya tampak kembali seperti biasa, sama seperti hari kemarin sebelum Gempa Bumi dan Tsunami terjadi, yang membedakan adalah suasana porak poranda akibat gedung yang hancur dan sampah yang menumpuk.

Mereka semuanya belajar dari pengalaman, pengalaman telah mendewasakan mereka untuk berbuat, bersikap tanpa ingin melakukan kesalahan. Tetapi bukan manusia namanya jika tidak melakukan kesalahan. Setelah negara mereka hancur ditimpa bencana Gempa dan Tsunami, krisis nuklir kembali menghantui. Hal ini terjadi setelah meledaknya salah satu PLTN yang ada di negara tersebut, dan menimbulkan kepanikan akibat radiasi yang ditimbulkan oleh zat radio aktif yang ikut terbawa disaat terjadinya ledakan.

Radiasi tersebut juga diprediksi akan meluas ke beberapa negara disekitar Jepang, termasuk juga Indonesia, yang jaraknya ribuan mil. Masyarakat pun menjadi khawatir jika radiasi tersebut akan benar-benar sampai ke Indonesia. Sebuah rasa kekhawatiran yang bisa dikatakan berlebihan, tetapi patut diwaspadai.

Mungkin yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa masyarakat Jepang masih sanggup untuk mengurusi dirinya sendiri? Padahal bencana yang melanda negara merekabegitu besar dan menimbulkan kerusakan yang begitu parah. Seakan mereka ingin mengatakan, inilah kami sebenarnya. Inilah nilai kecerdasan kami, yang harus kami bayar mahal lewat alat teknologi pendeteksi Gempa Bumidan Tsunami yang tidak bisa memprediksi kapan bencana tersebut akan datang.

Bila mengingat kejadian tersebut, sedih rasanya membayangkan alat pedeteksi Gempa Bumi dan Tsunami yang pernah dipasang disekitaran perairan Indonesia. Kebanyakan sudah rusak akibat kikisan air laut dan hilang tak berbekas akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab, hal ini diketahui setelah terjadinya Gempa Bumi dan Tsunami menghancurkan Kepulauan Mentawai tahun 2010 yang lalu. Masyarakat tidak mendengar adanya suara serine dari alat pendeteksi tsunami yang telah dipasang disekitar Kepulaan Mentawai.


Bangsa Pemberani


Pada masa terjadinya perang dunia ke dua, Negara Jepang pernah dijatuhi Bom Atom, menghancurkan dua kota modern mereka Hiroshima dan Nagasaki.Kekuatan bom dengan nama "Little Boy" dan "Fat Man" tersebut, setara dengan 20.000 ton TNT dan mampu menghancurkan serta melelehkan besi, hingga menewaskan hampir 200.000 korban jiwa.

Banyak yang mengatakan akibat kejadian tersebut, Jepang tidak akan mampu bangkit kembali. Karena kehancuran dan jumlah korban jiwa yang begitu besar, ditambah lagi dengan pengaruh radiasi yang terjadi akan berdampak panjang kepada generasi mereka hingga puluhan tahun kedepan. Namun semuanya terbantahkan, mereka mampu bangkit dan menjadi sebuah bangsa maju dan bersaing dengan bangsa besar di dunia ini.

Bagi masyarakat Jepang,Tuhan menciptakan otak mereka untuk berfikir, bukan untuk mengeluh dan meratapi nasib. Pemimpin Jepang, pasca kejatuhan bom atom hanya menanyakan kepada bawahannya "Berapa orang tenaga guru yang masih hidup? Bukan pertanyaan "Berapa kerugian akibat bom atom yang telah menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki ? Bandingkan dengan pemimpin dinegara kita!

Sebagai bangsa yang mempunyai mental baja, Jepang tetaplah negara yang manusianya memiliki tekat untuk terus maju dan dapat membantu negara lain. Ditengah bencana Gempa Bumi dan Tsunami yang sedang mereka hadapi, pada tanggal 17 maret 2011 bertempat di Jakarta, melalui wakil Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Kaname Kajima. Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia menandatangani sebuah program kerjasama yang diberi nama Metropolitan Priority Area (MPA) yaitu sebuah konsep Greater Jakarta atau perluasan pembangunan wilayah Jakarta. Itulah Jepang, sebuah negara hebat yang ada dikawasan asia. Negara yang saat ini seharusnya memikirkan diri, tetapi malah memikirkan negara lain.

Sumber Energi


Sebagai sebuah negara maju, Jepang sangat tergantung kepada berbagai sumber energi, salah satunya adalah energi listrik. Hal ini dikarenakan keberadaan berbagai perusahaan besar yang ada di negara tersebut. Keinginan masyarakatnya untuk memiliki energi listrik mandiri telah mengantar mereka untuk memanfaatan energi nuklir.

Kita patut kagum kepada Bangsa Jepang, sebagai sebuah bangsa yang tidak memiliki kekayaan sumber daya alam, tetapi mampu mempengaruhi kenaikan harga produk sumber daya alam dinegara lain. Sungguh sebuah negara yang luar biasa.

Saya sendiri masih ingat akan tulisan disebuah surat kabar nasional beberapa tahun yang lalu, mengenai pemanfaatan energi listrik dari proses daur ulang sampah. Para peneliti di Jepang berhasil membuat tempat daur ulang sampah yang energinya dialirkan untuk memanaskan sebuah kolam renang umum seluas dua kali lapangan bola volly. Sekilas konsep yang mereka terapkan kelihatan aneh, tetapi mereka telah berhasil membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan sisa dari pengolahan sampah menjadi energi listrik diolah kembali menjadi beberapa komponen lainnya, tanpa ada sisa.

Bagaimana dengan sampah dinegara kita? Apakah masih kurang tinggi tumpukan sampah dibeberapa TPA, seperti halnya sampah yang ada di TPA Bantar Gebang sana? Kenapa tidak dimanfaatkan saja sampah tersebut untuk energi pembangkit listrik? Indonesia memiliki putra-putri yang hebat. Biarkan mereka belajar tentang energi alternatif tersebut ke Jepang sana. Ini lebih baik daripada membiayai studi banding pejabat negara yang kebanyakan tidak ada hasilnya.

Dalam beberapa minggu ini, saban hari kita selalu membaca berita mengenai rencana pembangunan PLTN di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebuah rencana yang belum apa-apa sudah menimbulkan kontroversi ditengah masayarakat. Ada yang setuju mendukung, adapula yang menghujat tanda tidak setuju.

Fenomena kehadiran sebuah PLTN, memang akan berdampak positif terhadap keberlangsungan energi listrik dimasa yang akan datang. Tetapi yang perlu diingat adalah, energi yang bersumber dari Nuklir ini juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sekitar PLTN, bila terjadi sebuah kecelakaan maupun bencana.

Sebenarnya, alam telah memberikan banyak energi alternatif yang bisa dimanfaatkan menjadi energi listrik, seperti: Energi Matahari, Energi Ombak Laut, Energi dari Bio GAs, Energi Panas Bumi dan berbagai jenis energi lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Mungkin karena faktor keterbatasan SDM dandana sehingga kita belum bisa memanfaatkan energi tersebut dalam skala lebih besar.

Terlepas dari semua yang telah disampaikan diatas, konsep dari sebuah negara maju adalah mau belajar dari pengalaman dan terus belajar untuk memperbaiki diri dari setiap kesalahan yang pernah dilakukan, agar kedepan nantianak cucu mereka bisa merasakan betapa hebatnya negara yang telah membesarkan mereka.
Baca Selengkapnya - Belajar Dari Pengalaman Jepang

Pendidikan Nasional Yang Bermoral

Memang harus kita akui ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah dunia kampus (masih ingat kematian seorang mahasiswa di Universitas Jambi, awal tahun 2002 akibat perkelahian didalam kampus). Atau kita jarang (atau belum pernah) melihat demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat.

Selain itu, berita-berita mengenai tindakan pencurian kendaraan baik roda dua maupun empat, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan terpelajar. Semua ini jadi tanda tanya besar kenapa hal tersebut terjadi?. Apakah dunia Pendidikan (dari SD sampai PT) kita sudah tidak lagi mengajarkan tata susila dan prinsip saling sayang - menyayangi kepada siswa atau mahasiswanya atau kurikulum pendidikan tinggi sudah melupakan prinsip kerukunan antar sesama? Atau inikah hasil dari sistim pendidikan kita selama ini ? atau Inikah akibat perilaku para pejabat kita?

Dilain pihak, tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme yang membuat bangsa ini morat-marit dengan segala permasalahanya baik dalam bidang keamanan, politik, ekonomi, sosial budaya serta pendidikan banyak dilakukan oleh orang orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negri maupun luar negri. Dan parahnya, era reformasi bukannya berkurang tapi malah tambah jadi. Sehingga kapan krisis multidimensi inI akan berakhir belum ada tanda-tandanya.

PERLU PENDIDIKAN YANG BERMORAL
Kita dan saya sebagai Generasi Muda sangat perihatin dengan keadaan generasi penerus atau calon generasi penerus Bangsa Indonesai saat ini, yang tinggal, hidup dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan generasi penerus yang bermoral, beretika, sopan, santun, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu dilakukan hal-hal yang memungkin hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

Pertama, melalui pendidikan nasional yang bermoral (saya tidak ingin mengatakan bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral, namun kenyataanya demikian di masyarakat). Lalu apa hubungannya Pendidikan Nasional dan Nasib Generasi Penerus? Hubungannya sangat erat. Pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul. Dan sumber daya manusia tersebut merupakan refleksi nyata dari apa yang telah pendidikan sumbangankan untuk kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Apa yang telah terjadi pada Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai sumbangan pendidikan nasional kita selama ini.

Pendidikan nasional selama ini telah mengeyampingkan banyak hal. Seharusnya pendidikan nasional kita mampu menciptakan pribadi (generasi penerus) yang bermoral, mandiri, matang dan dewasa, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.Tapi kenyataanya bisa kita lihat saat ini. Pejabat yang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme baik di legislative, ekskutif dan yudikatif semuanya orang-orang yang berpendidikan bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka bergelar dari S1 sampai Prof. Dr. Contoh lainnya, dalam bidang politik lebih parah lagi, ada partai kembar , anggota dewan terlibat narkoba, bertengkar ketika sidang, gontok-gontokan dalam tubuh partai karena memperebutkan posisi tertentu (Bagaimana mau memperjuangkan aspirasi rakyat kalau dalam diri partai saja belum kompak).

Dan masih ingatkah ketika terjadi jual beli kata-kata umpatan ("bangsat") dalam sidang kasus Bulog yang dilakukan oleh orang-orang yang mengerti hukum dan berpendidikan tinggi. Apakah orang-orang seperti ini yang kita andalkan untuk membawa bangsa ini kedepan? Apakah mereka tidak sadar tindak-tanduk mereka akan ditiru oleh generasi muda saat ini dimasa yang akan datang? Dalam dunia pendidikan sendiri terjadi penyimpangan-penyimpang yang sangat parah seperti penjualan gelar akademik dari S1 sampai S3 bahkan professor (dan anehnya pelakunya adalah orang yang mengerti tentang pendidikan), kelas jauh, guru/dosen yang curang dengan sering datang terlambat untuk mengajar, mengubah nilai supaya bisa masuk sekolah favorit, menjiplak skripsi atau tesis, nyuap untuk jadi pegawai negeri atau nyuap untuk naik pangkat sehingga ada kenaikan pangkat ala Naga Bonar.

Di pendidikan tingkat menengah sampai dasar, sama parahnya, setiap awal tahun ajaran baru. Para orang tua murid sibuk mengurusi NEM anaknya (untungsnya, NEM sudah tidak dipakai lagi, entah apalagi cara mereka), kalau perlu didongkrak supaya bisa masuk sekolah-sekolah favorit. Kalaupun NEM anaknya rendah, cara yang paling praktis adalah mencari lobby untuk memasukan anaknya ke sekolah yang diinginkan, kalau perlu nyuap. Perilaku para orang tua seperti ini (khususnya kalangan berduit) secara tidak langsung sudah mengajari anak-anak mereka bagaimana melakukan kecurangan dan penipuan. (makanya tidak aneh sekarang ini banyak oknum pejabat jadi penipu dan pembohong rakyat). Dan banyak lagi yang tidak perlu saya sebutkan satu per satu dalam tulisan ini.

Kembali ke pendidikan nasional yang bermoral (yang saya maksud adalah pendidikan yang bisa mencetak generasi muda dari SD sampai PT yang bermoral. Dimana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab, tahu malu, tidak plin-plan, jujur, santun, berahklak mulia, berbudi pekerti luhur sehingga mereka tidak lagi bergantung kepada keluarga, masyarakat atau bangsa setelah menyelesaikan pendidikannya.Tetapi sebaliknya, mereka bisa membangun bangsa ini dengan kekayaan yang kita miliki dan dihargai didunia internasional. Kalau perlu bangsa ini tidak lagi mengandalkan utang untuk pembangunan. Sehingga negara lain tidak seenaknya mendikte Bangsa ini dalam berbagai bidang kehidupan.

Dengan kata lain, proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik harus dilakukan dengan gaya dan cara yang bermoral pula. Dimana ketika berlangsung proses tranformasi ilmu pengetahuan di SD sampai PT sang pendidik harus memiliki moralitas yang bisa dijadikan panutan oleh peserta didik. Seorang pendidik harus jujur, bertakwa, berahklak mulia, tidak curang, tidak memaksakan kehendak, berperilaku santun, displin, tidak arogan, ada rasa malu, tidak plin plan, berlaku adil dan ramah di dalam kelas, keluarga dan masyarakat. Kalau pendidik mulai dari guru SD sampai PT memiliki sifat-sifat seperti diatas. Negara kita belum tentu morat-marit seperti ini.

Kedua, Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas. Misalkan kurikulum sudah dirubah, anggaran pendidikan sudah ditingkatkan dan fasilitas sudah dilengkapi dan gaji guru/dosen sudah dinaikkan, Namun kalau pendidik (guru atau dosen) dan birokrat pendidikan serta para pembuat kebijakan belum memiliki sifat-sifat seperti diatas, rasanya perubahan-perubahan tersebut akan sia-sia. Implementasi di lapangan akan jauh dari yang diharapkan Dan akibat yang ditimbulkan oleh proses pendidikan pada generasi muda akan sama seperti sekarang ini. Dalam hal ini saya tidak berpretensi menyudutkan guru atau dosen dan birokrat pendidikan serta pembuat kebijakan sebagai penyebab terpuruknya proses pendidikan di Indonesia saat ini. Tapi adanya oknum yang berperilaku menyimpang dan tidak bermoral harus segera mengubah diri sedini mungkin kalau menginginkan generasi seperti diatas.

Selain itu, anggaran pendidikan yang tinggi belum tentu akan mengubah dengan cepat kondisi pendidikan kita saat ini. Malah anggaran yang tinggi akan menimbulkan KKN yang lebih lagi jika tidak ada kontrol yang ketat dan moralitas yang tinggi dari penguna anggaran tersebut. Dengan anggaran sekitar 6% saja KKN sudah merajalela, apalagi 20-25%.

Ketiga, Berlaku adil dan Hilangkan perbedaan. Ketika saya masih di SD dulu, ada beberapa guru saya sangat sering memanggil teman saya maju kedepan untuk mencatat dipapan tulis atau menjawab pertanyaan karena dia pintar dan anak orang kaya. Hal ini juga berlanjut sampai saya kuliah di perguruan tinggi. Yang saya rasakan adalah sedih, rendah diri, iri dan putus asa sehingga timbul pertanyaan mengapa sang guru tidak memangil saya atau yang lain. Apakah hanya yang pintar atau anak orang kaya saja yang pantas mendapat perlakuan seperti itu.? Apakah pendidikan hanya untuk orang yang pintar dan kaya? Dan mengapa saya tidak jadi orang pintar dan kaya seperti teman saya? Bisakah saya jadi orang pintar dengan cara yang demikian?

Dengan contoh yang saya rasakan ini (dan banyak contoh lain yang sebenarnya ingin saya ungkapkan), saya ingin memberikan gambaran bahwa pendidikan nasional kita telah berlaku tidak adil dan membuat perbedaan diantara peserta didik. Sehingga generasi muda kita secara tidak langsung sudah diajari bagaimana berlaku tidak adil dan membuat perbedaan. Jadi, pembukaan kelas unggulan atau kelas akselerasi hanya akan membuat kesenjangan sosial diantara peserta didik, orang tua dan masyarakat. Yang masuk di kelas unggulan belum tentu memang unggul, tetapi ada juga yang diunggul-unggulkan karena KKN. Yang tidak masuk kelas unggulan belum tentu karena tidak unggul otaknya tapi karena dananya tidak unggul. Begitu juga kelas akselerasi, yang sibuk bukan peserta didik, tapi para orang tua mereka mencari jalan bagaimana supaya anaknya bisa masuk kelas tersebut.

Kalau mau membuat perbedaan, buatlah perbedaan yang bisa menumbuhkan peserta didik yang mandiri, bermoral. dewasa dan bertanggungjawab. Jangan hanya mengadopsi sistem bangsa lain yang belum tentu cocok dengan karakter bangsa kita. Karena itu, pembukaan kelas unggulan dan akselerasi perlu ditinjau kembali kalau perlu hilangkan saja.

Contoh lain lagi , seorang dosen marah-marah karena beberapa mahasiswa tidak membawa kamus. Padahal Dia sendiri tidak pernah membawa kamus ke kelas. Dan seorang siswa yang pernah belajar dengan saya datang dengan menangis memberitahu bahwa nilai Bahasa Inggrisnya 6 yang seharusnya 9. Karena dia sering protes pada guru ketika belajar dan tidak ikut les dirumah guru tersebut. Inikan! contoh paling sederhana bahwa pendidikan nasional kita belum mengajarkan bagaimana berlaku adil dan menghilangkan Perbedaan.

PEJABAT HARUS SEGERA BERBENAH DIRI DAN MENGUBAH PERILAKU
Kalau kita menginginkan generasi penerus yang bermoral, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Maka semua pejabat yang memegang jabatan baik legislative, ekskutif maupun yudikatif harus berbenah diri dan memberi contoh dulu bagaimana jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok kepada generasi muda mulai saat ini.

Karena mereka semua adalah orang-orang yang berpendidikan dan tidak sedikit pejabat yang bergelar Prof. Dr. (bukan gelar yang dibeli obral). Mereka harus membuktikan bahwa mereka adalah hasil dari sistim pendidikan nasional selama ini. Jadi kalau mereka terbukti salah melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme, jangan cari alasan untuk menghindar. Tunjukan bahwa mereka orang yang berpendidikan , bermoral dan taat hukum. Jangan bohong dan curang. Apabila tetap mereka lakukan, sama saja secara tidak langsung mereka (pejabat) sudah memberikan contoh kepada generasi penerus bahwa pendidikan tinggi bukan jaminan orang untuk jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Jadi jangan salahkan jika generasi mudah saat ini meniru apa yang mereka (pejabat) telah lakukan . Karena mereka telah merasakan, melihat dan mengalami yang telah pejabat lakukan terhadap bangsa ini.

Selanjutnya, semua pejabat di negara ini mulai saat ini harus bertanggungjawab dan konsisten dengan ucapannya kepada rakyat. Karena rakyat menaruh kepercayaan terhadap mereka mau dibawah kemana negara ini kedepan. Namun perilaku pejabat kita, lain dulu lain sekarang. Sebelum diangkat jadi pejabat mereka umbar janji kepada rakyat, nanti begini, nanti begitu. Pokoknya semuanya mendukung kepentingan rakyat. Dan setelah diangkat, lain lagi perbuatannya. Contoh sederhana, kita sering melihat di TV ruangan rapat anggota DPR (DPRD) banyak yang kosong atau ada yang tidur-tiduran. Sedih juga melihatnya. Padahal mereka sudah digaji, bagaimana mau memperjuangkan kepentingan rakyat. Kalau ke kantor hanya untuk tidur atau tidak datang sama sekali. Atau ada pengumuman di Koran, radio atau TV tidak ada kenaikan BBM, TDL atau tariff air minum. Tapi beberapa minggu atau bulan berikutnya, tiba-tiba naik dengan alasan tertentu. Jadi jangan salahkan mahasiswa atau rakyat demonstrasi dengan mengeluarkan kata-kata atau perilaku yang kurang etis terhadap pejabat. Karena pejabat itu sendiri tidak konsisten. Padahal pejabat tersebut seorang yang bergelar S2 atau bahkan Prof. Dr. Inikah orang-orang yang dihasilkan oleh pendidikan nasional kita selama ini?

Harapan
Dengan demikian, apabila kita ingin mencetak generasi penerus yang mandiri, bermoral, dewasa dan bertanggung jawab. Konsekwensinya, Semua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda. jangan hanya menuntut generasi muda untuk berperilaku jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.

Tapi para pemimpin bangsa ini tidak melakukannya. Maka harapan tinggal harapan saja. Karena itu, mulai sekarang, semua pejabat mulai dari level tertinggi hingga terendah di legislative, eksekutif dan yudikatif harus segera menghentikan segala bentuk petualangan mereka yang hanya ingin mengejar kepentingan pribadi atau kelompok sesaat dengan mengorbankan kepentingan negara. Sehingga generasi muda Indonesia memiliki panutan-panutan yang bisa diandalkan untuk membangun bangsa ini kedepan.
Baca Selengkapnya - Pendidikan Nasional Yang Bermoral

24 Rekor Dunia yang sampai saat ini masih dipegang Indonesia

Disamping beberapa kekurangan yang sering melekat di tanah air kita Indonesia, namun ada puluhan rekor dunia yang patut kita banggakan sebagai warga negara Indonesia karena sampai saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekor tersebut dari Indonesia.
Berikut daftar 24 rekor dunia yang dimiliki Indonesia.
  • Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni).
  • Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2).
  • Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.
  • Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hampir penduduk Indonesia (sekitar 130 jt jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.
  • Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku.
  • Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia . Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa.
  • Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia . Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal jamaah haji terbesar di dunia.
  • Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).
  • Tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu : Pithecanthropus Erectus
Baca Selengkapnya - 24 Rekor Dunia yang sampai saat ini masih dipegang Indonesia

Terkenal Ala Norman

Awalnya Norman pikir, jogednya pelepas penat. Ia mungkin tak menyangka, Indonesia suka itu. Lalu untuk beberapa waktu kemudian, ia pun tak sekedar berjaga, namun selalu terjaga. Untuk tidur pun, ia susah. Kata Halimah Martinus, ibu Norman Kamaru.

Bukan Sharukh Khan yang bikin Norman terkenal. Chiyya-Chayyia, lagu hindi itu bahkan tak pernah kita dengar sebelumnya. Namun You Tube membuatnya melambung. Orang Indonesia kadung suka lagaknya.

Sualudin meski tak mendunia, namun kocaknya bikin lagu Udin Sedunia jadi ramai dinyanyikan. Lirik sederhana itu, gampang diingat dan terasa dekat. Ia menyadarkan kita, Udin ternyata nama yang sering disematkan, selain Budi.

Keong Racun, semula dianggap kampungan. Lagu itu terdengar marak di kuping penyuka dangdut jauh-jauh hari. Tak berhenti disitu, Duo dari Bandung, Sinta dan Jojo lenggak lenggok di You Tube, Keong Racun seolah melintas batas musik. Musik dan Jogged itu menghipnotis masyarakat kita.

Kini, menjadi terkenal semudah menepuk kedua belah tangan, tidak seperti berakit-rakit ke hulu itu. Bukan lewat perjuangan paling bawah. Ngamen dari kampung ke kampung, dari acara kawinan hingga kontes musik. Seperti dilakukan Mansyur.S atau Elvie Sukaesih di awal karir bermusik.

Anda tinggal berlenggak lenggok, bergaya nyentrik. Sesuka anda, sekreatif anda. Video-kan saja. Lalu unggah ke You Tube. Situs dimana beragam klip video dari beragam konten semarak. Dari mulai video sedih hingga suka, dari serius hingga canda-canda. Dari Indonesia hingga Zimbabwe. Nanti 43 persen user (pengguna) berkesempatan mengakses video tersebut dari seluruh dunia.

Internet membuat dunia semakin sempit saja. Seolah tak berbatas. Keberadaan diri menemukan arena tersendiri. Kiranya Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim, penggagas You Tube sudah memprediksi. Anakan teknologi ini ke segala arah. Dan benar, pangsa pasar You Tube meledak.

Namun Norman tak berada di rencana mashyur. Seperti Jojo dan Sinta, Sualudin dari Lombok yang untuk maksud itu. Ia cuma pelepas lelah. Ia kadung terkenal seantero Indonesia. Persis kata Roland Barthes, "the Author Has dead," Videonya tak lagi milik privat. Ia milik publik. Orang bebas memaknainya. Untungnya dimaknai dengan kata suka, lucu dan unik.

Mengapa kita, atas nama masyarakat "menggilai" nya. Norman mewakili diri kita sendiri. Jogednya kata Ferdinand de Saussure, penanda yang lantas ditandai lucu dan unik. Tak pernah dibayangkan, pria berseragam identik dengan sifat lembut dan mendayu.
Namun, Bagi Barthez, ia bukan saja lucu dan unik, namun ada sesuatu dibalik itu. Norman menerangkan bahwa dangdut dan lagu Hindi lekat dengan hati orang Indonesia. Keduanya bagian dari cara hidup masyarakat Indonesia. Sinta Jojo dan Sualudin juga memainkan tanda di wilayah budaya ini.

Ini mengapa, ST 12 dan Kangen Band disukai. Keduanya mewakili perasaan kemelayuan Indonesia. Kita sejarahnya memang tak pernah dekat dengan Hip Hop atau R n B.


Peradaban Baru


Fenomena terkenal mendadak kembali menegaskan bahwa teknologi kini bukan melebarkan, namun menyempitkan. Mendekatkan diri. Jauh dimata dekat di hati kata pepatah. Teknologi internet berpengaruh besar pada cara kita berkomunikasi. Ia bukan lagi, fax bahkan telegram, ia chatting dan video call.

Kita juga tak perlu heran, mengapa internet begitu menggairahkan. Hal yang diajarkan di Parsons the New School for Design di kota New York, menugasi murid-muridnya agar terkenal di alam ini. Siapa paling terkenal, dia lah juara kelas. Indikator nya, nama di ranking pertama mesin pencari Google. Parson menyadari Internet, sebuah era dimana uang bisa didapat sebanyak-banyaknya dari menjadi terkenal.

Ada 1,5 Milyar pengguna internet di dunia. Untuk di Indonesia diperkirakan sekitar 40 juta user baru. Sebuah pasar tersendiri di negeri sendiri. Ada uang disini. Ada industri bisa dibangun. Dan cara surat kabar pun berubah, tak melulu soal cetak dan eceran, namun up date dan posting.

Tak mutlak pula bahwa You Tube bikin Norman terkenal. Namun televisi andil bikin Normal jadi idola baru. Untuk masyarakat yang bukan di area 40 juta itu. Mereka belum ngerti kehebatan internet. Sebatas duduk menonton saja. Televisi menciptakan makna baru. The generation of Meaning. Ada Norman, Si Polisi Bergoyang, sebuah realitas baru.

Ketika pemain besar televisi nasional mencitrakan Norman. Secara berulang dan massif lewat ragam konten. Si Briptu seolah "dipaksa" masuk ke hati masyarakat kita. Tak perlu heran, sebab begitulah televisi bekerja.

Yang terjadi, masyarakat tak perduli seberapa bagus ia bernyanyi. Rasa penasaran membuat kita menggilainya. Roh Kapitalisme bekerja. Televisi mengambil perannya, memaksimalkan momen meraih untung.

Lebih dalam lagi, Ledakan teknologi digital bukan saja merubah cara kita hidup dan berkomunikasi namun secara cepat dan besar mengubah otak kita. Kata Gary Small, professor otak dari UCLA. Kadang kita berlaku tak seperti kita adanya. Kita seolah menjadi orang lain.

Anda bisa menjadi jahat atau baik gara-gara media ini. Evgeny Morozov bahkan mengatakan situs jejaring sosial dapat berbahaya bagi orang. Ia bisa menghancurkan privasi. Sejumlah perusahaan berusaha menemukan rekam jejak calon karyawannya dari internet. Universitas pun kadang mencari calon mahasiswanya, apakah ia pemabuk atau perokok. Itulah lalu, mengapa ada yang tak bisa berlaku seadanya. Orang-orang mudah melihat anda di internet. Dan ini bikin kita berlaku lain.

Ditengah ledakan teknologi informasi, kesuksesan hidup sangat tergantung pada penguasaan pengetahuan, kemampun mengelola emosi dan hubungan sosial. Peran otot lambat laut tergantikan peran otak. Karyawan lebih dituntut berpengetahuan (knowledge workers).

Siapa saja bisa menjadi pemain. Semakin kreatif anda, untung bisa datang tiba-tiba. Bukankah Justin Bieber, digilai setelah tampil imut di internet. Dan kita tak bisa juga prediksi siapa yang sukses menaklukan alam ini. Internet, tetaplah sebuah media. Pesan atau konten di dalamnya bebas persepsi. Sebuah area tak bertuan. Syukur-syukur jutaan orang menyukai pesan anda. Seperti kata teman, dunia media adalah dunia misterius.

Yang pasti adalah, fenomena Briptu Norman memberikan cermin kepada kita. Bahwa sekarang adalah zamannya teknologi informasi. Selain internet, beragam produk berteknologi tinggi mudah di jumpai, dari mulai Blackberry hingga Ipad. Dan semuanya mencerminkan kesederhanaan. Efisien dan efektif. Kita tak perlu lagi cuci cetak foto lalu scanning untuk mengirim gambar ke teman di seberang. Cukup dengan kata Upload atau Unggah.

Sebuah dunia yang serba cepat dan dinamis. Mengharuskan setiap manusia untuk mengikuti alur perkembangan teknologi ini. Sebab, ketertinggalan berarti statis. Konon, kata ini lebih dekat kepada kurang cerdas dan anti modern.

Andy Warhol benar pada 1968 lalu, bahwa dalam masa mendatang, semua orang bisa terkenal di dunia selama 15 menit. Kita menyaksikan sendiri bagaimana teknologi informasi memberikan kejutan yang tiba-tiba atau kehancuran yang tak diduga.

Namun, saya menyarankan agar pintar-pintar menggunakan teknologi ini. Sebab, kita semua tidak ingin seperti Ariel dan Luna Maya, bukan?.***
Baca Selengkapnya - Terkenal Ala Norman
Welcome